Inovasi untuk menurunkan angka Stunting

Sumber:iqra.id/2022

Hnews.id | Kejadian angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi. Indonesia menduduki peringkat ke dua tertinggi di kawasan Asia Tenggara dengan angka prevalensi 24,4% atau 5,33 juta balita di Indonesia mengalami stunting atau gagal tumbuh. Tentunya angka tersebut masih melampaui batas maksimal yang sudah ditentukan oleh WHO yaitu 20%.

Permasalahan stunting bukan merupakan masalah baru yang ada di Indonesia. Pada tahun 2013 lalu angka stunting di Indonesia hampir mencapai 40%. Angka tersebut sangatlah memprihatinkan memngingat efek yang ditimbulkan jika anak terkena stunting yaitu menurunnya kualitas kerja otak yang bisa menyebabkan anak kesulitan untuk belajar dan sulit menerima pelajaran di sekolah. Masalah ini akan berpengaruh terhadap kualitas SDM yang akan dihasilkan dimasa yang akan datang.

Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dalam beberapa dekade ke depan karena bonus demografi yang dimiliki dengan didominasi oleh angka usia produktif. Harapan tersebut bisa saja pupus karena tingginya angka kejadian balita penderita stunting di Indonesia masih sangatlah tinggi yang akan berpengaruh terhadap merosotnya kualitas SDM di Indonesia di masa depan. Selain berpengaruh terhadap kulaitas SDM, dampak jangka panjang yang bisa ditimbulkan dari stunting yaitu tingginya risiko terkena penyakit kronis seperti obesitas, diabetes dan hipertansi.

Pemerintah terus bergerak dalam upayanya menurunkan angka kejadian stunting di Indonesia setiap tahunnya dengan melakukan langkah intervensi melalui Puskesmas dan Posyandu. Inovasi kesehatan pencegahan kejadian stunting yang dihasilkan oleh Puskesmas dan Posyandu juga sangat bervariatif dengan mengandalkan jargon-jargon yang mudah diingat dan program pencegahan yang di desain secara menarik untuk mengambil hati masyarakat agar mau memeriksakan kesehatan bayi dan balitanya

Tidak hanya sampai disitu, inovasi juga merambah ke dunia digital. Pembuatan website dan berbagai macam jenis aplikasi kesehatan yang terkait dengan pencegahan dan penanggulangan kejadian stunting membuat masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Aplikasi yang disediakan juga dapat dengan mudah untuk dicari dan diinstal pada smartphone Android. Di dalam Aplikasi tersebut tersedia beberapa konten yang bisa dilihat secara geratis. Adapun konten yang banyak disediakan oleh beberaapa aplikasi pencegahan stunting yaitu: materi tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik pada balita, definisi stunting, stunting kalkulator, daftar pemberian makanan tambahan pada anak (PMT) dan masih banyak lagi.

Berbagai macam program kegiatan dilakukan untuk menurunkan angka prevalensi kejadian stunting di Indonesia. Yang terbaru, pemerintah melalui BKKBN bersama Kementrian Agama membuat suatu kegiatan edukasi kepada pasangan pranikah untuk memeriksakan kesehatannya tiga bulan sebelum melakukan pernikahan. Karena pencegahan stunting bisa dilakukan dengan pengetahuan terkait kondisi kesehatan dan gizi yang baik dari orang tua.

BKKBN juga bersedia untuk terus melakukan pemantauan kesehatan dan bersedia untuk berkerjasama dengan beberapa elemen Lembaga atau Kementrian untuk membantu mempercepat penurunan angka kejadian stunting. Kemenag juga berinisiatif melibatkan peran para penyuluh agama untuk ikut memberikan informasi edukasi mengenai pencegahan dan bahaya stunting bagi anak kepada masyarakat.

Upaya Pemerintah dalam melakukan percepatan perbaikan gizi terus dilakukan demi untuk menurunkan angka prevalensi stunting menjadi 14% di tahun 2024.

Related posts