Hnews.id | Target Penurunan Jumlah Kematian Ibu setiap tahun (ARR 5 , 5 %), saat ini ARR 2 , 4 %. Perlu upaya untuk sampai jumlah kematian ibu sampai dengan 534 kasus pada tahun 2023 sebagaimana target RPJMN 2020 -2024. Kematian ibu tahun 2021 penyebab terbanyak yaitu Covid-19 (40%;485). Selain itu masih terdapat penyebab karena Perdarahan (19%;233), HDK (18%; 211), Lain-lain (12%;145), Jantung (7%;81). Penyebab kematian ibu dan balita dapat dicegah dengan pemenuhan layanan kesehatan sesuai standar minimal, pemantauan bayi dan balita beresiko (pws), respon cepat dan tepat, interkolaborasi antar profesi ( baik di fktp dan fktr, milik pemerintah dan swasta, pengawasan pemangku kebijakan (dashboard) dan sistem pencatatan dan pelaporan digital dan terintegrasi.
Adapun upaya terobosan percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yaitu dengan peningkatan akses layanan, peningkatan kualitas layanan, pemberdayaan masyarakat dan penguatan tata Kelola. Salah satu penguatan tata Kelola yaitu dengan penguatan upaya promotive dan preventif di Puskesmas, pencatatan-pelaporan pelayanan Kesehatan ibu dan bayi dan pemantauan implementasi regulasi.
E-Kohort adalah sebuah Platform Digital khusus untuk membantu tenaga kesehatan, pengelola program serta pengambil keputusan ditingkat fasilitas kesehatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional dalam meningkatkan response pelayanan kesehatan keluarga serta pengelolaan data dan informasi Kesehatan ibu & anak sesuai dengan standar pelayanan minimal. Sebuah sistem yang berfungsi untuk melakukan pemantauan yang terintegrasi baik bagi ibu, bayi, dan balita yang di dalamnya mencakup implementasi pencatatan, pemantauan, dan juga pelaporan pelayanan Kesehatan ibu dan anak yang berbasis teknologi informasi. E-Kohort KIA sangat penting karena berisi informasi lengkap terkait data dasar pasien, catatan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan pelayanan kesehatan yang diberikan dari fase kehamilan ibu sampai anak mencapai usia lima tahun.
Aplikasi e-Kohort KIA dikembangkan oleh PT. Sijarimas Teknologi Inovasi untuk Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang didukung pendanaannya dari Project USAID Jalin. Penyusunan dan uji coba e-kohort ini sudah dilakukan oleh Kemenkes sejak tahun 2020 dan pada tahun 2021 sudah disosialisasikan secara virtual ke 200 kabupaten/kota yang menjadi 320 kabupaten/kota pada tahun 2022. Pada saat ini pengguna aktif E-Kohort sudah mencapai 18.4347 dari 135 rumah sakit dan 3278 puskesmas/klinik. Berdasarkan dari hasil survey pada akhir Desember 2020 kepada kabupaten/kota yang sudah mengimplementasikan aplikasi e-Kohort KIA didapatkan hasil dimana para tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak merasa sangat membantu dalam memantau ibu, bayi, dan balita.
Siapa saja pengguna E-Kohort?penggunanya adalah semua pemberi layanan Kesehatan ibu dan anak di fasilitas Kesehatan tingkat pertama maupun lanjutan. Dimana aplikasi ini dilakukan oleh setiap tenaga Kesehatan setelah selesai memberikan layanan di setiap tempat pemberi layanan esensial baik di Puskesmas, Posyandu, Kunjungan rumah, praktek mandiri, kinik swasta maupun rumah sakit. E-Kohort ini terintegrasi antar fasilitas kesehatan dan antar wilayah kerja dengan visualisasi pemantauan dan analisis wilayah bentuk chart, peta spasial, dan notifikasi offline dan online. E-Kohort ini dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan audit medis, audit klinis, dan audit kematian serta meningkatkan Customer Relation Manajemen dan Patient centered dengan terhubungnya E Kohort, mobile Buku KIA, Whatsapp, No telpon atau SMS.
Namun, aplikasi ini baru sedikit diakses oleh faskes swasta seperti Praktik Kebidanan Mandiri (PMB), klinik dan rumah sakit. Penerapan E-Kohort-KIA masih memiliki beberapa kendala, seperti ketersediaan jaringan internet, keterbatasan kemampuan tenaga kesehatan dalam menggunakan teknologi, dan ketersediaan sarana prasarana. Oleh karena itu, ini menjadi tantangan bagi seluruh tenaga kesehatan yang beralih dari menggunakan kohort manual ke kohort elektronik untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas data program kesehatan ibu dan anak.