Inovasi Alat Pendeteksi Hepatitis B Berbasis Elisa

Sumber:indogen.id/2022

Hnews.id |

Apa itu Hepatitis B?

Kasus penyakit menular di Indonesia masih dalam kategori teratas. Penyakit menular merupakan penyakit yang ditularkan melalui berbagai perantara. Jenis penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di hampir semua negara berkembang karena morbiditas dan mortalitas jangka pendeknya yang relatif tinggi. Salah satu dari banyak infeksi yang memerlukan perhatian adalah hepatitis. Hepatitis adalah peradangan atau infeksi pada selsel hati. Penyebab paling umum dari hepatitis adalah virus, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan pelunakan hati.

Hepatitis B merupakan penyakit yang berbahaya karena orang yang menderita penyakit ini tidak menunjukkan gejala yang khas, sehingga pengidap Hepatitis B mengalami keterlambatan dalam diagnosis. Hepatitis adalah proses inflamasi difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau reaksi toksik terhadap obat atau bahan kimia. Penyakit ini menyerang semua usia, jenis kelamin dan ras di seluruh dunia. Hepatitis B dapat menyerang dengan atau tanpa gejala hepatitis.

Semen, luka, dan sekresi vagina merupakan beberapa paparan dalam bentuk darah dan cairan tubuh yang dapat menularkan hepatitis virus B dari penderita yang terinfeksi hepatitis B. Secara umum Hepatitis B dapat ditularkan melalui penembusan yang terjadi pada lapisan epidermis (lapisan kulit) atau parenteral, contohnya seperti dengan menggunakan jarum nonsteril atau berbagi jarum suntik yang digunakan sebelumnya, injeksi obat dan akupunktur, kontak seksual dengan orang yang terinfeksi dan paparan perinatal dari ibu yang terinfeksi virus.

Bagaimana kondisi Indonesia terhadap penyakit Hepatitis B ini?

Indonesia merupakan negara endemis hepatitis B dan merupakan negara terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara setelah Myanmar. Sekitar 240 juta orang menderita hepatitis kronis, diperkirakan 170 juta orang menderita hepatitis C, dan 1,5 juta orang di seluruh dunia meninggal karena hepatitis. Infeksi virus hepatitis B kronis (HBV) merupakan masalah serius, terutama di Asia Pasifik karena penyebarannya di seluruh dunia dan dengan potensi gejala sisa. Jumlah penderita hepatitis B diperkirakan 350 juta di seluruh dunia. Prevalensi rata-rata hepatitis B di Indonesia adalah 10%, dengan variasi regional 3,4-20,3%.

ditemukan pada sekitar 90% infeksi hepatitis B kronis dari bayi yang terinfeksi pada saat lahir, 25-50% anak yang terinfeksi pada 1-5 tahun, dan anak-anak yang lebih dari 5 tahun dan orang dewasa sekitar 1-5% dari orang yang terinfeksi. Pada orang yang memiliki imunodefisiensi juga sering ditemukan mengalami Infeksi hepatitis B kronis. Hepapatis B kronis juga dapat menimbulkan cirhosis dan lalu kanker hati. 

Apa yang dapat dilakukan agar terhindar dari Hepatitis B?

Pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penularan Hepatitis B adalah dengan memberikan imunisasi dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Diberikan sedini mungkin untuk imunisasi hepatitis B yaitu setelah lahir. Mengetahui apakah ibu mengandung virus hepatitis B aktif atau tidak pada saat melahirkan merupakan dasar dalam pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi baru lahir. Selain itu juga, pemerintah telah mengumumkan program deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil (DDHB). Setiap tahun semenjak dilaksanakan pada tahun 2015 selalu ada kenaikan target dan capaian dari deteksi dini hepatitis B pada Ibu hamil.

Untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel merupakan teknik biokimia yang digunakan dalam bidang imunologi yang disebut dengan Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Memiliki tingkat spesifisitas dan sensivitas yang tinggi yakni mencapai angka 95 persen dan 96,7 persen adalah salah satu kelebihan dari ELISA selain itu dapat digunakannya kit untuk melakukan deteksi dini. Kit diagnostic dalam medeteksi dapat dilakukan 2 macam yaitu bisa deteksi terhadap antibodi yang digunakan untuk mendeteksi virus Hepatitis B dan mengetahui keberhasilan imunisasi vaksin Hepatitis B, berupa perlindungan antibodi terhadap adanya infeksi virus hepatitis B.

Berdasarkan interaksi antara protein yang terdapat di dalam agen sebagai penyebab penyakit dengan antibodi yang spesifik terhadap protein adalah bagaimana kit diagnostik itu bekerja. Pengembangan kit diagnostik yang dilakukan oleh tim peneliti dari ITB juga disertai dengan pengembangan alat untuk membaca hasil deteksi kit diagnostik yaitu ELISA reader. Alat ELISA reader yang ingin dikembangkan tersebut merupakan alat yang memiliki akurasi yang tinggi namun dapat diperoleh dengan harga yang jauh lebih murah dari produk impor.

Dalam upaya penurunan prevalensi angka kejadian Hepatits B di Indonesia tidak dapat hanya dijalankan oleh Pemerintah, tetapi perlu juga keterlibatan berbagai pihak. Pengembangan kemitraan dari pemerintah sangat diperlukan dengan pengembang alat deteksi dini Hepatitis B, lembaga pendidikan, masyarakat, dan berbagai organisasi lainnya yang akan menjadi wadah produksi alat deteksi dini Hepatitis B sehingga dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat yang membutuhkan, sebagai langkah penerapan promotif dan preventif mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan pengawasan yang dapat menimbulkan penyebaran Hepatitis B di Indonesia.

Related posts