Hnews.id | Tim peneliti Institusi Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, yang diketuai oleh Arief Kurniawan dari Departemen Teknik Komputer berhasil mengembangkan alat monitoring jantung Electrocardiogram (ECG) yang menjadi suatu inovasi baru dalam bidang kesehatan. Alat ini dilengkapi dengan 12 sadapan atau ECG 12 lead dan dapat digunakan oleh pasien secara mandiri dan dipantau oleh dokter melalui data berbasis Cloud.
ECG merupakan alat yang dapat digunakan untuk memantau kondisi jantung melalui pengukuran aktivitas kelistrikan ataupun impuls denyut jantung. Tipe ECG 12 lead ini diketahui mempunyai keunggalan jika dibandingkan dengan tipe ECG yang lain karena ECG 12 lead memiliki efektivitas lebih tinggi dan mampu menunjukkan kondisi jantung dari 12 perspektiif secara horizontal dan vertikal di waktu yang sama. ECG 12 lead ini tersedia dengan harga yang lebih ekonomis, selain itu juga berfokus pada potabilitas alat. Alat ini dapat dioperasikan secara mandiri oleh pasien yang berada di rumah dan dapat dipantau oleh dokter yang berjaga.
Cara penggunaan alat ini pun sederhana dimana pasien hanya perlu menempelkan elektroda alat pada bagian dada di titik yang ditentukan. Fungsi dari elektroda itu sendiri adalah untuk menyadap impuls jantung dan sinyal tersebut akan diterima oleh sensor alat.
Sebelum melakukan perekaman, pasien diharapkan mendaftarkan diri terlebih dahulu di website yang telah disediakan. Setelah pengguna berhasil login dengan akun pribadi, pasien memilih menu mulai rekam pada halaman utama. Pada halaman perekaman, pasien diwajibkan untuk mengisi identitas seperti nama, nomor identitas dan lama waktu perekaman. Perekaman akan berlangsung sesuai dengan durasi waktu yang diisikan pada website.

Hasil data perekaman impuls jantung yang diolah olehperangkat ECG 12 lead berupa grafik sinyal dari 12 lead yang akan tersimpan secara lokal dan ditampilkan pada layar LCD perangkat. Data yang diperoleh tidak hanya disimpan secara lokal melainkan hasil perekaman juga tersimpan di Cloud yang kemudian akan ditampilkan pada website. Dengan demikian dapat mengurangi penggunaan kertas dalam proses penyimpanan data.
Tim peneliti berharap inovasi ini dapat membantu penanganan penyakit jantung dan menyelamatkan banyak jiwa.