Hnews.id | Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang. IMT sering digunakan untuk menentukan kategori berat badan dengan membandingkan berat dan tinggi badan. Melalui IMT ini, kamu bisa tahu apakah status berat badan kamu termasuk dalam kategori normal, berlebih atau justru kurang.
Indeks Massa Tubuh atau IMT sangat penting, lho untuk diperhatikan karena bisa menimbulkan berbagai macam penyakit. Jika IMT kamu diatas normal maka kamu beresiko menderita penyakit Diabetes Mellitus tipe 2, Jantung, Obesitas, Hingga Kanker. Namun, jika IMT kamu dibawah normal maka kamu beresiko mengalami Gangguan Pencernaan dan Osteoporosis (pengeroposan tulang).
IMT sangat berkaitan dengan obesitas. Dimana berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyatakan bahwa, kasus Obesitas di Indonesia mengalami peningkatan serta menjadi masalah utama kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data dari Kemenkes, 1 dari 3 orang dewasa Indonesia mengalami Obesitas dan 1 dari 5 anak usia 5-12 tahun mengalami Kelebihan Berat Badan atau Obesitas. Menurut Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia tahun 2010, sekitar seperlima (sebesar 21,7%) Penduduk Indonesia di atas 18 tahun tergolong Kelebihan Berat Badan dan Obesitas, sedangkan hanya 12,6% yang tergolong Berat Badan Kurang.
International Diabetes Federation (IDF) menggunakan kriteria lingkar pinggang untuk menentukan apakah seseorang tergolong obesitas sentral atau tidak. Kriteria obesitas pada orang Asia berdasarkan IDF adalah lebih dari sama dengan 90 cm (untuk laki-laki) dan lebih dari sama dengan 80 cm (untuk perempuan).
Data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah diabetes sebanyak 10,3 juta jiwa. Jika tidak ditangani dengan baik, World Health Organization bahkan mengstimasikan angka kejadian diabetes di Indonesia akan melonjak dratis menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. 90% dari total kasus diabtes merupakan diabetes tipe 2, yang umumnya terjadi pada orang dewasa, namun beberapa tahun terakhir juga ditemukan pada anak-anak dan remaja. Hal ini berkaitan erat dengan pola diet tidak seimbang dan kurang aktivitas fisik yang membuat anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
Inovasi kesehatan terus diciptakan, salah satunya adalah kalkulator BMI (IMT) yang merupakan sebuah alat atau aplikasi untuk memeriksa Indeks Massa Tubuh (IMT) dan mengecek apakah berat badan kami ideal atau tidak. Kalkulator BMI (IMT) bisa pula digunakan untuk anak-anak. Nilai BMI (IMT) juga dapat menjadi alat skrining awal untu mengetahui resiko seseorang terhadap suatu penyakit. Nilai BMI (IMT) yang tinggi menandakan bahwa kamu kelebihan berat badan (overweight atau obesitas). Sedangkan jika nilai BMI (IMT) yang rendah menandakan kamu kekurangan gizi.
Kenapa sih mengukur IMT itu penting? Sebab untuk menjaga rasio lemak tubuh yang terkait dengan tinggi badan kamu. IMT juga memberi peringatan peluang resiko penyakit yang mungkin mengintai kesehatan kamu. Beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk membakar kalori, seperti olahraga, konsumsi teh hijau dan teh hitam, makan dalam porsi kecil, tidak melwatkan sarapan, minum susu rendah lemak, minum air putih, dan melakukan gerakan fisik kecil.