Hnews.id | Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah usia lima tahun karena kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi terlalu kecil untuk usianya. Gizi buruk terjadi pada saat bayi dalam kandungan dan beberapa hari pertama setelah bayi lahir, namun pertumbuhan baru terlihat setelah bayi berusia 2 tahun. Masalah stunting merupakan masalah besar bagi Indonesia karena pertumbuhan stunting tidak hanya terhambat oleh perkembangan fisik tetapi juga oleh perkembangan otak. Anak-anak yang terhambat dapat mengalami perkembangan fisik, mental, kognitif, dan intelektual yang buruk, sehingga menghalangi anak-anak untuk belajar dengan sebaik-baiknya.
Mengapa stunting menjadi masalah Kesehatan utama di Indonesia ?
Penanggulangan stunting selama ini hanya terfokus pada daerah yang terjangkau, karena wilayah Puskesmas Pian Raya sangat luas dan keterbatasan tenaga kesehatan, letak geografis menjadi kendala dalam mengakses pelayanan masyarakat yang berkualitas.
Program inovasi Garpu Genting (Gerakan Peduli Cegah Stunting) merupakan solusi pencegahan stunting untuk daerah sangat terpencil dan sebagian besar keluarga miskin. Program yang dibuat oleh Puskesmas Pian Raya, Kabupaten Musi Rawas. Inovasi ini telah direplikasi di 19 Puskesmas di Musi Rawas dan 3 kabupaten di 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan.
“Inovasi ini merupakan salah satu inovasi yang menjadikan Kabupaten Musi Rawas pemenang Penghargaan Inovasi Pemerintah 2019 Kementerian Dalam Negeri dan Musi Rawas 10 besar Penghargaan Pembangunan Daerah Nasional (PPD) 2020 dari BAPPENAS dan Dokter Puskesmas menjadi pada tahun 2019 terpilih dokter teladan mewakili Sumatera Selatan secara nasional”.
Apa yang membuat inovasi ini berjalan dengan baik?
Program ini bisa berjalan dengan baik karena ide utama dari inovasi ini adalah gerakan bersama lintas sektor untuk mendukung sektor kesehatan dalam mengatasi gangguan gizi dan stunting pada anak balita di daerah berpenghasilan rendah yang sangat terpencil dengan akses yang sama dengan anak kecil yang berada di pusat pemerintahan kabupaten. Dukungan dari masyarakat dan pemangku kebijakan yang mendukung inovasi ini dengan banyaknya lintas sector yang menyinkronkan kegiatan ini.
Dampak inovasi ini sudah berhasil memperbaiki keadaan balita stunting. Peningkatan menurut balita stunting secara holistik pada Musi Rawas tahun 2018 jumlah balita 38975 ( jumlah balita yg diukur pada ePPGBM) jumlah balita stunting 3, 84%,ditahun 2019 jumlah balita 38461 ( target balita musi rawas) dengan jumlah balita stunting 2,17% adalah suatu bukti berhasilnya inovasi ini pada menaruh impak sosial yang nyata.
Diharapkan dengan adanya inovasi ini mendorong pemerintah, masyarakat dan orang tua untuk bekerja sama membantu memecahkan masalah dan melaksanakan hak anak atas gizi dan kesehatan dengan baik. Program ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi stunting di daerah yang sangat terpencil dan sebagian besar keluarga miskin. Dengan kerjasama lintas sektor, program ini akan memberikan dampak yang sangat baik bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Dengan meningkatkan kapasitas kader kesehatan menjadi motor penggerak dalam melaksanakan kegiatan.
Kolaborasi lintas sektor, dukungan lintas program, dan keterlibatan masyarakat berperan besar dalam keberhasilan program.