Rumah Sakit Terapung Sebagai Solusi Permasalahan Kesehatan di Negara Kepulauan

Hnews.id | Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dimana dua per tiga wilayahnya merupakan wilayah lautan. Jumlah pulau di Indonesia menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah sebanyak 17.504 kepulauan. Beberapa wilayah kepulauan di Indonesia kurang mendapatkan pelayanan kesehatan karena pendistribusian tenaga kesehatan dan perkembangan yang tidak merata menjadikan beberapa kepulaan di Indonesia sulit di akses. Puskesmas sebagian besar telah memenuhi kebutuhan masyarakat di pulau-pulau terpencil akan layanan kesehatan primer. Namun manakala masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan dokter spesialis atau pasien harus dirujuk ke rumah sakit, maka ini akan menjadi masalah yang cukup rumit, bagi pasien dan keluarganya,  karena harus menyiapkan sejumlah dana yang extra. Bagi petugas puskesmas terutama dokter umum karena tidak memiliki kompetensi untuk melakukan tindakan tertentu. Rumit juga bagi tim Puskesmas karena fasilitas Puskesmas tidak didesain untuk bisa melakukan operasi. Masalah ini bisa semakin rumit karena adanya kendala cuaca dan gelombang laut sedang tidak bersahabat sehingga sangat sulit melakukan pelayaran di lautan bebas. Ini mungkin buah Simaakama, mati di rumah atau di laut. Tanpa rujukan ke rumah sakit, pasien bisa meninggal. Tetapi kalau memaksakan mengambil risiko berlayar, kemungkinan satu keluarga akan meninggal.

Oleh karena itu, Indonesia sebagai Negara kepulauan harus mengembangan inovasi di bidang pelayanan kesehatan berupa Rumah Sakit Terapung, pada November tahun 2018 indonesia memiliki rumah sakit terpung pertama di dunia yang terbuat dari kapal tongkang, kini Indonesia sudah memeiliki beberapa rumah sakit terapung salah satunya dengan nama “Ksatria Airlangga” yang dihadirkan untuk penambahan sekaligus sebagai solusi dalam permasalahan kesehatan di kepulauan terutama di daerah terisolir. Perahu kayu model phinisi ini memiliki panjang 27 meter dan lebar 7 meter. Kapal dilengkapi dengan ruang operasi dan semua fasilitas sanitasi yang memadai untuk memiliki akses yang siap ke daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk pelayanan kesehatan. Phoenix dipilih karena kapal warisan nenek moyang kita khususnya suku Bugis ini sudah terbukti ketangguhannya mengarungi seluruh nusantara. Oleh karena itu, dianggap cukup aman untuk menjangkau seluruh kepulauan Indonesia. Ukuran perahu tidak terlalu besar dan dapat mengakses perairan yang relatif dangkal. Selain itu, biaya operasi dan pemeliharaan juga efektif. Kini Rumah Sakit Terapung ini menjadi salah satu alternatif dalam  mengatasi permasalahan kesehatan di daerah terpencil dan permasalahan anak bangsa yang tertinggal dalam mencapai “indonesia sehat”.

Related posts