Inovasi “Bidadari Keluarga” di Kabupaten Dharmasraya

Sumber:dinkes.dharmasrayakab.go.id/2022

Hnews.id | Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hal ini terjadi karena berbagai alasan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Susenas tahun 2015  angka kematian ibu masih cukup tinggi dengan 305 per 100.000 penduduk, sedangkan angka kematian bayi pada tahun 2017 sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2030, dunia mendorong target penurunan angka kematian ibu harus di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk angka kematian bayi dan balita proporsinya diharapkan turun dengan target  hingga 12 per 1000 kelahiran hidup. 

Pemerintah Indonesia telah merespon dengan baik, termasuk pemerintah Kabupaten Dharmasraya di provinsi Sumatera Barat. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya membuat inovasi baru yaitu “BIDADARI KELUARGA”, yang membandingkan bidadari dengan putri dan pembantu yang cantik, cantik, dan berkelakuan baik. Bidadari disini digambarkan seorang bidan sebagai putri yang cantik, elok tingkahlaku dan suka memberikan pertolongan pelayanan kesehatan terutaman kepada ibu, bayi dan anak balita pada keluarga yang ada di Kabupaten Dharmasraya sehingga terwujud keluarga sehat. Sebagai indikator peningkatan usia harapan hidup, penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta penurunan prevalensi gizi buruk pada balita. Dalam konteks ini, dimana perilaku keluarga menjadi penting, dimana faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan tersebut di atas, perlu adanya pendekatan keluarga yang membantu keluarga dalam hak kesehatannya melalui kunjungan rumah untuk memetakan masalah secara mandiri dan campur tangan. BIDADARI KELUARGA merupakan singkatan dari (Bidan Datang Dengan Asuhan Mandiri Pada Keluarga) artinya Bidan melakukan kunjungan rumah bersama kader, PKK dan Pemerintahan Nagari untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan promotif, preventif, pelayanan kuratif serta rehabilitatif dasar, agar keluarga tahu, mau dan mampu mandiri menjadi keluarga sehat. Puskesmas dalam hal ini melakukan pendekatan keluarga yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan di dalam gedung, tetapi juga mengunjungi anggota keluarga di ruang kerjanya di luar gedung.

Adapun asuhan dilaksanakan Bidadari Keluarga melalui metode:

  1. Membaca buku KIA bersama oleh ibu dan keluarga pada hari H-1 yang sudah disepakati untuk dibahas berasama para bidan.
  2. Presentasi tentang topik/materi yang dibahas oleh para  Bidan pada hari H kunjungan.
  3. Diskusi dan Tanya jawab.
  4. Demonstrasi dan Praktek.
  5. Pelayanan kesehatan bumil, ibu bersalin, ibu yang sedang nifas,bayi baru lahir dan balita.
  6. Evaluasi proses dan hasil kegiatan/pelayanan

Kunjungan rumah dijadwalkan secara teratur, sebulan sekali, dan tanggal pelaksanaan setiap bulan telah disepakati dengan kepala rumah tangga. Setelah inovasi diimplementasikan, laporkan kegiatan Bidadari termasuk proses dan keluaran, masalah dan solusi, dan kirim rencana pertemuan berikutnya ke Puskesmas dan tembusan ke kepala Jorong dan Wali Nagari, dari Puskesmas untuk diteruskan ke dinas kesehatan. Selanjutnya  dibuat Rencana Tindak Lanjut Bidan bersama kader, PKK, perangkat nagari dan lintas sektor menindaklanjuti/mengevaluasi hasil kegitan tiap triwulan dengan melakukan musyawarah masyarakat untuk  membahas tentang masalah dalam pelaksanaan Bidadari Keluarga dan kemudian membuat rencana SPM  aksi tiga bulan mendatang.

Related posts