Hnews.id | Sebelum kita bahas tentang hepatitis pasti kita harus tau apa itu hepatitis akut?. Hepatitis akut itu merupakan kondisi peradangan pada liver . Secara umum, hepatitis dibagi menjadi dua jenis, yaitu hepatitis akut dan hepatitis kronis.Perbedaan antara hepatitis akut dan hepatitis kronis didasarkan pada lamanya peradangan dan akibat dari penyakit hati. Non-HBV-Hepatitis E telah muncul sebagai epidemi baru yang menyerang anak-anak di banyak negara. Hingga saat ini, penyebab dari penyakit hepatitis akut non hepA-E masih belum diketahui secara pasti Penyakit tersebut terbukti tidak disebabkan oleh virus hepatitis tipe A, B, C, D, maupun E dengan pemeriksanaan laboratorium. Hal tersebut mendorong penggunaan istilah “hepatitis akut non hep A-E” untuk menggambarkan kondisi penyakit ini. Kemudian, WHO secara resmi menyatakan bahwa penyakit hepatitis akut non hepA-E ditetapkan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) per tanggal 15 April 2022. Berdasarkan kasus yang telah dilaporkan, penyakit hepatitis akut non hepA-E terjadi pada anal-anak berusia 1bulan hingga 16 tahun (Kemenkes RI, 2022).
Gejala dari hepatitis akut sebagai berikut :
- Kelelahan
- Mual
- Nafsu makan menurun
- Rasa tidak nyaman pada perut (nyeri pada hati)
- Urine yang keruh dan penyakit kuning
- Gejala menyerupai flu
- Feses berwarna pucat
- Demam
- Nyeri otot dan sendi
- Penurunan berat badan yang tanpa sebab
Gejala yang dialami anak-anak jika terserang hepatitis akut yaitu :
- Sakit perut
- Diare
- Muntah
- Tubuh menguning
- Gangguan pernapasan
Faktor risiko hepatitis akut :
- Paparan terhadap darah atau cairan tubuh
- Kontak dengan orang yang terinfeksi
- Kebersihan dan sanitasi yang buruk
- Penyakit liver, seperti hepatitis autoimun, hemochromatosis, penyakit Wilson alpha-1 antitrypsin deficiency
- Menggunakan obat-obatan tertentu
- Konsumsi alcohol
- Infeksi HIV
- Perlemakan hati
Karena masih belum diketahui secara pasti penyebabkan kita harus aware pada tubuh kita sendiri dengan upaya pencegahan dari penyakit hepatitis,agar dapat memutuskan rantai penyebaran dan menghindari wabah penyakit baru
- Vaksin hepatitis. Vaksin adalah metode pencegahan yang paling efektif untuk mengurangi jumlah kasus hepatitis. Pasalnya, ketika vaksin hepatitis diberikan kepada seseorang yang berisiko terinfeksi, maka akan merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi.
- Sering-seringlah mencuci tangan. Selain vaksin, Anda juga bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Menjaga kebersihan adalah kunci utama untuk mencegah hepatitis, terutama jenis hepatitis yang belum ada vaksinnya, seperti hepatitis C, D, E dan hepatitis misterius. Salah satu pencegahan hepatitis yang perlu diterapkan adalah cuci tangan. Cobalah untuk membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah dari kamar mandi, dan sebelum dan sesudah makanan olahan. Mencuci tangan secara teratur dapat mencegah hepatitis, terutama hepatitis A dan E. Pasalnya, kedua virus tersebut bisa menular dari feses ke makanan atau minuman yang dimakan. Makanya cuci tangan pakai sabun setidaknya mengurangi untuk menghilangkan virus yang menempel di tangan.
- Gunakan kondom saat berhubungan seks. Misalnya, hepatitis B dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti air mani dan cairan vagina.
- Hindari berbagi jarum suntik. Jarum suntik yang tidak steril atau alat kesehatan lainnya dapat menjadi sarana penyebaran virus hepatitis. Anda perlu waspada, terutama saat bekerja sebagai tenaga kesehatan yang kontak langsung dengan penderita hepatitis. Oleh karena itu, upaya atau cara pencegahan hepatitis akut selanjutnya adalah dengan menghindari penggunaan alat suntik.
- Jangan menggunakan alat kebersihan pribadi dengan orang lain. Berbagi dengan orang lain bukanlah hal yang buruk. Namun, Anda tetap perlu tahu kapan harus berbagi sesuatu dengan orang lain. Misalnya, berbagi sikat gigi, pisau cukur, gunting kuku, dan peralatan pribadi lainnya meningkatkan risiko hepatitis, terutama hepatitis C. Terkadang penderita hepatitis tidak menunjukkan gejala hepatitis.
- Perhatikan kebersihan makanan dan minuman. Peralatan dapur Makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dapat menjadi jalur penularan hepatitis. Salah satu jenis virus hepatitis yang sering ditularkan melalui makanan dan minuman adalah hepatitis A dan hepatitis E.
- Menjaga kesehatan hati. Cara mencegah penyebaran hepatitis juga harus dibarengi dengan menjaga kesehatan hati. Alasannya adalah bahwa hepatitis non-virus, seperti hepatitis alkoholik, terjadi ketika Anda minum terlalu banyak alkohol, yang merusak hati dan menyebabkan hepatitis.
- Ketahui riwayat kesehatan keluarga Anda. Dengan memahami riwayat penyakit terkait hepatitis dalam keluarga, Anda dapat lebih waspada dan menerapkan cara yang lebih efektif untuk mencegah hepatitis.Hal ini juga bertujuan untuk lebih berhati-hati terhadap penularan hepatitis yang mungkin terjadi.Bila salah satu anggota keluarga pernah atau sedang terinfeksi hepatitis, sebaiknya lakukan pemeriksaan berkala agar mendapatkan jawaban yang pasti.
- Mencegah penularan hepatitis lewat transfusi darah. Donor darah penyakit multiple sclerosis Penerima donor darah atau transplantasi organ juga berisiko mengalami hepatitis, terutama hepatitis B dan hepatitis C. Cara penularan ini sudah cukup jarang terjadi karena sebelum seseorang mendonorkan darah, mereka harus menjalani pemeriksaan dahulu.
- Hindari berenang sebagai pencegahan hepatitis misterius. Hingga saat ini, WHO dan Kementerian Kesehatan masih menyelidiki penyebab infeksi hepatitis A pada anak. Membatasi mobilitas mungkin merupakan langkah yang tepat untuk menghindari penyebaran penyakit yang tidak diketahui etiologinya.
Kementerian Kesehatan RI melakukan berbagai upaya mitigasi sebagai langkah antisipasi meluasnya penyakit hepatitis akut non hepA-E di Indonesia. Setelah mengetahui adanya kasus hepatitis akut non hepA-E yang ditemukan di Inggris Raya pada 5 April 2022
- Mengumpulkan informasi global terkait hepatitis akut non hepA-E secara tepat dan cepat. Sejak 25 April 2022, Kemenkes RI aktif melakukan pemantauan terhadap informasi global dan regional melalui portal informasi resmi seperti WHO, CDC, dan pemerintah UK.
- Meningkatkan kewaspadaan publik. Pada tanggal 27 April 2022,Kemenkes RI mengeluarkan Surat Edaran Nomor: HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan KasusHepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology).
- Memperkuat deteksi. Pada tanggal 2 Mei 2022 hingga saat ini, Kemenkes RI melakukan analisis pathogen menggunakan teknologi Whole Genome Sequencing (WGS) untuk melihat varian virus yang muncul.
- Terapeutik. Kemenkes RI Menyusun pedoman tata laksana terkait kasus hepatitis akut non hepA-E bersama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan komite ahli yang dibentuk oleh Kemenkes. Pada tanggal 13 Mei 2022, Kemenkes RI menerbitkan keputusan Direktur JenderalPelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/1684/2022 tentang tata laksana hepatitis akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2022)