Teori Kenyamanan dan Konsep Perawatan Anak

Sumber:gustinerz.com/2022

Hnews.id | Masa neonatal (0-28 hari) merupakan masa dimana neonatus memiliki risiko Gangguan kesehatan paling tinggi dengan risiko kematian yang lebih besar (Dhanami et. Al., 2017; Gardner et al., 2016). Hal ini dikarenakan bayi baru lahir Mengalami proses transisi dari kehidupan intra uterin ke ekstra uterin, sehingga bayi Harus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis (Gomella et. Al., 2020). Salah satu adaptasi pada awal kehidupan neonatus adalah penyesuaian kebutuhan Dalam meningkatkan pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) dengan cepat, dan Berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lebih dingin daripada Lingkungan intra uterin (Roychoudhury & Yusuf, 2017). Neonatus berisiko lebih Tinggi mengalami masalah hipotermia (Cronin et al., 2020). Hipotermia merupakan kondisi patologis dimana suhu tubuh bayi baru lahir di Bawah kisaran normal (Vilinsky & Sheridan, 2014). Neonatus berisiko karena luas Permukaan tubuh yang besar, kurangnya lemak subkutan dan mekanisme produksi Panas belum matang (Gopalakrishnan et al., 2021).

Beberapa penelitian menjelaskan hipotermia bisa terjadi saat transportasi pasca dari ruang operasi ke Unit khusus neonatal (Delacretaz et al., 2021; Engorn et al., 2017; O’Mahony & Woodward, 2018). Hipotermia meningkatkan risiko metabolik asidosis, Meningkatkan pulmonal dan sistemik resistensi vaskuler, mengurangi curah Jantung, dan meningkatkan resiko hipoventilasi (Cronin et al., 2020). Menurut penelitian Delacretaz et al., (2021) transportasi intra rumah sakit untuk Neonatal bukan hanya dari ruang operasi saja tetapi bisa untuk keperluan suatu Tindakan atau pemeriksaan diagnostik. Saat melakukan transportasi neonatus intra Rumah sakit salah satu metode pencegahan hipotermia adalah dengan menggunakan Inkubator transport yang dapat mempertahankan suhu dengan kelembaban konstan Serta mempermudah observasi neonatus (Bethanney et al., 2018). Inkubator juga memberikan kenyamanan lingkungan pada neonatus (Khasanah & Rustina, 2017). Lingkungan neonatus mempengaruhi suhu tubuh bayi, baik selama bayi di ruang (Kolcaba et al., 2006).

Teori kenyamanan sejalan dengan konsep perawatan anak dalam memberikan asuhan keperawatan (Hockenberry, 2015) Asuhan keperawatan dengan menggunakan Teori Kenyamanan ini berpedoman pada tiga intervensi kenyamanan yang meliputi standard comfort, coaching, dan comfort food for the soul (Wahyuni et. al., 2022). Perawat mempunyai peran penting dalam menciptakan kenyamanan pada neonatus saat transportasi intra rumah sakit berlangsung.

Berdasarkan masalah pada studi pendahuluan di atas serta hasil diskusi dengan beberapa perawat di unit perinatologi, penulis sangat tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada saat transportasi intra rumah sakit khususnya mencegah risiko hipotermia, serta melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan teori keperawatan Kenyamanan Kolcabrawat maupun saat bayi dipindahkan dari unit yang satu ke unit yang lain di rumah sakit (RS). Neonatus dapat kehilangan panas selama transportasi, sehingga stabilisasi kondisi bayi harus dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan pemeriksaan S.T.A.B.L.E (Alasiry, 2016; Kadir, 2018; Martinez et al., 2011). Studi pendahuluan peneliti lakukan pada tanggal 29-11-2021 sampai 3-12-2021 melalui diskusi dengan rekan perawat perinatologi dan studi dokumentasi.

Data yang didapat dari tiga ruang rawat di perinatologi di Salah Satu Rumah Sakit 25 pasien yang menggunakan inkubator transport untuk pemindahan pasien ke ruang rawat. Sebanyak 17 di antaranya berasal dari intra rumah sakit, dan lima pasien dari luar rumah sakit. Dari 17 pasien yang dilakukan transportasi intra rumah sakit, 13 (76,47%) di antaranya didapatkan data suhu tubuh kurang dari 36,50C dan empat (23,52%) pasien lainnya masih pada rentang suhu normal.

Hasil diskusi dengan perawat ruangan diidentifikasi bahwa transportasi neonatus dilakukan dengan menggunakan inkubator transport tetapi tidak ada panduan khusus terkait pelaksanaan transportasi tersebut, sehingga masih didapatkan beberapa pasien yang mengalami hipotermia. Pencegahan hipotermia sangat penting karena tidak saja menimbulkan ketidaknyamanan kepada pasien, juga dapat menimbulkan berbagai masalah lain termasuk kematian bayi (Travers et al., 2021).

Asuhan keperawatan yang komprehensif tentunya harus dilakukan dengan mengimplementasikan berbagai hasil penelitian. Intervensi keperawatan yang tepat berawal dari pengkajian keperawatan yang tepat serta mengikuti evidence-based practice. Transportasi neonatus intra rumah sakit yang mengalami masalah hipotermia berkaitan dengan aspek ketidaknyamanan neonatus. Intervensi untuk rasa nyaman merupakan suatu tindakan keperawatan dan ditujukan untuk mencapai kenyamanan bagi penerima asuhan yang dikemukakan dalam teori Kenyamanan Kolcaba (Alligood, 2014). Aplikasi teori ini bersifat sederhana, dan mudah dipahami sebagai panduan praktik (Kolcaba et al., 2006).

Teori kenyamanan sejalan dengan konsep perawatan anak dalam memberikan asuhan keperawatan (Hockenberry, 2015) Asuhan keperawatan dengan menggunakan Teori Kenyamanan ini berpedoman pada tiga intervensi kenyamanan yang meliputi standard comfort, coaching, dan comfort food for the soul (Wahyuni et. al., 2022).

Perawat mempunyai peran penting dalam menciptakan kenyamanan pada neonatus saat transportasi intra rumah sakit berlangsung. Berdasarkan masalah pada studi pendahuluan di atas serta hasil diskusi dengan beberapa perawat di unit perinatologi, penulis sangat tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada saat transportasi intra rumah sakit khususnya mencegah risiko hipotermia, serta melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan teori keperawatan Kenyamanan Kolcaba.

Related posts