Program Peningkatan Status Gizi Balita di Posyandu Melati IV Kelurahan Pekayon Jakarta Timur

Sumber:news.unair.ac.id/2022

Hnews.id |

Pendahuluan

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan Kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Salah satu upaya dari pemerintah Indonesia dalam bidang Kesehatan yang memberdayakan masyrakat dimana dalam proses penyelenggaraannya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat guna mencapai derajat kesehatan masyarakat Indonesia yaitu melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Status gizi merupakan prediktor kualitas sumber daya manusia. Status gizi dipengaruhi oleh asupan makanan. Konsumsi energi yang kurang dapat menyebabkan kekurangan gizi dan bila terus berlanjut dapat menyebabkan gizi buruk. Tingkat konsumsi energi yang cukup akan memberi pengaruh terhadap efisiensi penggunaan protein tubuh. Selanjutnya bila terjadi kekurangan protein dalam jangka waktu lama, akan mengakibatkan persediaan protein dalam tubuh semakin berkurang sehingga mengakibatkan Kwashiorkor. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyebut pada 2020, ditemukan 6.047 balita mengalami gizi buruk. Kasus tertinggi ada di Jakarta Timur (Jaktim) sebanyak 1.826 balita. Kemudian Jakarta Barat (Jakbar) 1.823 balita. Disusul Jakarta Pusat 989 balita, Jakarta Selatan (Jaksel) 803 balita. Dan Jakarta Utara (Jakut) 498 balita.

Pemberian makanan tambahan (PMT) merupakan salah satu komponen penting. PMT ini bertujuan memperbaiki keadaan golongan rawan gizi yang menderita kurang gizi terutama balita. Bahan makanan yang digunakan dalam PMT hendaknya bahan-bahan yang ada atau dapat dihasilkan setempat, sehingga kemungkinan kelestarian program lebih besar (Bagian Gizi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2008 dalam Ningrum, 2015:63).

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif diskriptif. Jenis penelitian yang digunakan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai bentuk pelayanan posyandu melalui program pemberian makanan tambahan yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai fenomena atau kenyataan sosial. Penelitian dilakukan pada Posyandu Melati IV Rw. 10 Kelurahan Pekayon Jakarta Timur.

Hasil dan Pembahasan

Status gizi menurut Rarastiti, (2014:5) dalam penelitiannya menyatakan bahwa status gizi merupakan prediktor kualitas sumber daya manusia. Penanganan yang tepat pada awal kehidupan anak akan menentukan kualitas hidup mereka di kemudian hari. Usia dua tahun awal kehidupan rentan dengan berbagai masalah gizi. Faktor dari baik tidaknya status gizi pada anak usia 1-5 tahun pada penelitiannya ini salah satunya adalah keaktifan ibu dalam mengikuti kegiatan posyandu di daerah tempat tinggalnya, karena ketika ibu aktif dalam kegiatan posyandu, maka ibu akan lebih tau bagaimana perkembangan gizi anak dan cara untuk menjaga gizi anak agar tetap baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh anak.

Menurut Lestari, (2011:11) menyatakan Program pemberian tambahan makanan (PMT) merupakan salah satu kegiatan upaya perbaikan gizi anak sekolah yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap peningkatan derajat kesehatan gizi anak melalui upaya pemberian makanan tambahan pada anak dalam upaya mencapai perkembangan secara optimal. Sasaran utama MT Balita adalah balita kurus usia 6-59 bulan dengan Indikator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<-2 Sd) yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan (Kemenkes RI, 2017).

Berdasarkan dengan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan dengan orang tua maupun kader posyandu mendapatkan hasil bahwa orang tua telah memberikan makanan tambahan (PMT) untuk anak dengan kecukupan gizi yang diperlukan oleh anak, namun tudak sedikit pula orang tua yang masih memberikan makanan tambahan (PMT) cepat saji, mengandung bahan kimia buatan, serta tidak memiliki kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh anak. Hasil ini sesuai dengan pendapat bagian Gizi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2008 dalam Ningrum, 2015:63) menyatakan bahwa Pemberian makanan tambahan (PMT) merupakan salah satu komponen penting usa PMT ini bertujuan memperbaiki keadaan golongan rawan gizi yang menderita kurang gizi terutama balita. Bahan makanan yang digunakan dalam PMT hendaknya bahan-bahan yang ada atau dapat dihasilkan setempat, sehingga kemungkinan kelestarian program lebih besar.

Kesimpulan

Status gizi anak dipengaruhi oleh program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang di berikan oleh ibu kepada anaknya sesuai dengan kebutuhan kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh anak serta keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak secara berkala.Faktor dari baik tidaknya status gizi pada anak usia 1-5 tahun pada penelitiannya ini salah satunya adalah keaktifan ibu dalam mengikuti kegiatan posyandu, dimana dengan keikutsertaan tersebut membuat ibu akan lebih tahu bagaimana kebutuhan gizi anak serta mengetahui cara menjaga gizi anak agar tetap baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan pertumbuhan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta: Depkes RI.

Rarastiti, C. N., & Syauqy, A. (2014). Hubungan Karakteristik Ibu, Frekuensi Kehadiran Anak Ke Posyandu, Asupan Energi Dan Protein Dengan Status Gizi Anak Usia 1-2 Tahun (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

Lestari, R. T. (2011). Evaluasi Peran Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) terhadap Status Gizi, Kadar Hemoglobin dan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus pada Siswa SD/MI Penerima PMT-AS di Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010) (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Nila Wati. (2020). Analis Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Terhadap status Gizi Anak di Posyandu Kelurahan Sembung Harjo Semarang. Tematik Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini.

Kemenkes RI. (2017). Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (Balita-Ibu Hamil- Anak Sekolah).

Related posts