Hnews.id |
A. DEFINISI LGBT
LGBT atau GLBT adalah akronim dari “lesbian, gay, biseksual, dan transgender”. Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa “komunitas gay” karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.
Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman “budaya yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender”. Kadang-kadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender. Maka dari itu, seringkali huruf Q ditambahkan agar queer dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga terwakili (contoh. “LGBTQ” atau “GLBTQ”, tercatat semenjak tahun 1996).
BERIKUT MERUPAKAN PENGERTIAN DARI “LGBT”
1. Lesbian
Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Istilah ini dapat digunakan sebagai kata benda jika merujuk pada perempuan yang menyukai sesama jenis, atau sebagai kata sifat apabila bermakna ciri objek atau aktivitas yang terkait dengan hubungan sesama jenis antar perempuan.
2. Gay
Gay adalah sebuah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk orang homoseksual atau sifat-sifat homoseksual. Istilah ini awalnya digunakan untuk mengungkapkan perasaan “bebas/ tidak terikat”, “bahagia” atau “cerah dan menyolok”. Kata ini mulai digunakan untuk menyebut homoseksualitas mungkin semenjak akhir abad ke-19 M, tetapi menjadi lebih umum pada abad ke-20. Dalam bahasa Inggris modern, gay digunakan sebagai kata sifat dan kata benda, merujuk pada orang -terutama pria gay- dan aktivitasnya, serta budaya yang diasosiasikan dengan homoseksualitas.
3. Biseksual
Pengertian Biseksual Menurut Krafft-Ebing, salah seorang seksologis Jerman mengistilahkan biseksual sebagai psychosexual hermaphroditism iaitu kewujudan dua keinginan seksyang berbeza dalam satu jantina atau kejadian wujudnya ciri-ciri lelaki dan wanitadalam satu tubuh (Bowie dalam Storr, 1999).
4. Transgender
Transgender merupakan ketidaksamaan identitas gender seseorang terhadap jenis kelamin yang ditunjuk kepada dirinya. transgender bukan merupakan orientasi seksual seseorang yang transgender mengidentifikasi dirinya sebagi seorang heteroseksual, homo seksual, biseksual atau aseksual. seseorang yang ditunjuk sebagai seks tertentu, umunya setelah kelahiran berdasarkan kondisi kelamin, namun merasa bahwa hal tersebut adalah salah dan tidak mendeskripsikan diri mereka secara menyeluruh.
B. FAKTOR PENYEBAB PERILAKU LGBT
1. Faktor keluarga
Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya memiliki peranan yang penting bagi para anak untuk lebih cenderung menjadi seorang anggota LGBT daripada hidup normal layaknya orang yang lainnya. Ketika seorang anak mendapatkan perlakuan yang kasar atau perlakuan yang tidak baik lainnya, pada akhirnya kondisi itu bisa menimbulkan anak menjadi cenderung memilih LGBT sebagai pilihan hidup. Ketika seorang anak perempuan mendapatkan perlakuan yang kasar atau tindak kekerasan lainnya dari ayah atau saudara laki-lakinya yang lain, maka akibat dari trauma tersebut nantinya anak perempuan tersebut bisa saja memiliki sifat atau sikap benci terhadap semua laki-laki.
2. Faktor lingkungan dan pergaulan
Lingkungan serta kebiasaan seseorang dalam bergaul disinyalir telah menjadi faktor penyebab yang paling dominan terhadap keputusan seseorang untuk menjadi bagian dari komunitas LGBT. Masuknya budaya-budaya yang berasal dari luar negeri juga dianggap menjadi penyebab seseorang untuk ikut menjadi bagian LGBT. Budaya ini yang mengenalkan mereka apa itu LGBT.
3. Faktor genetik
Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa salah satu faktor pendorong terjadinya homoseksual, lesbian, atau perilaku seks yang dianggap menyimpang lainnya bisa berasal dari dalam tubuh seseorang LGBT yang sifatnya bisa menurun dari anggota keluarga sebelumnya. Dalam dunia kesehatan, pada umumnya seorang laki-laki normal memiliki kromosom XY dalam tubuhnya, sedangkan wanita yang normal kromosomnya adalah XX. Akan tetapi dalam beberapa kasus ditemukan bahwa seorang pria bisa saja memiliki jenis kromosom XXY, ini artinya bahwa laki-laki tersebut memiliki kelebihan satu kromosom. Akibatnya, lelaki tersebut bisa memiliki berperilaku yang agak mirip dengan perilaku perempuan. Keberadaan hormon testosteron dalam tubuh manusia memiliki andil yang besar terhadap perilaku LGBT. Kadar hormon testosteron yang rendah dalam tubuhnya, bisa mengakibatkan antara lain berpengaruh terhadap perubahan perilakunya, seperti perilaku laki-laki menjadi mirip dengan perilaku perempuan.
C. DAMPAK DARI PERILAKU LGBT
Faktanya, penyebaran LGBT begitu cepat. Bahkan, yang tadinya terlahir sebagai perempuan atau laki-laki “normal” dapat terkena hal tersebut. Hal tersebut tidak boleh dibiarkan begitu saja karena dampaknya sangat besar. LGBT bisa membahayakan kesehatan, pendidikan dan moral seseorang.
1. Kanker anal atau dubur
Para gay melakukan hubungan sek anal sehingga mereka memiliki resiko tinggi terkena penyakit kanker anal.
2. Kanker mulut
Kebiasaan melakukan oral seks bisa menyebabkan kanker mulut. Sebab, faktanya rokok bukanlah satu-satunya penyebab kanker mulut terjadi. Hal ini sesuai dengan studi di New England Journal of Medicine yang dimuat di situs Dallasvoice.
3. Meningitis
Meningitis atau radang selaput otak terjadi karena infeksi mikroorganisme, kanker, penyalahgunaan obat-obatan tertentu dan mengalami peradangan tubuh. Namun, hal lain diungkapkan dalam tulisan di DetikHealth bahwa meningitis terjadi karena penularan hubungan seks yang dilakukan oleh LGBT.
4. HIV/AIDS
Umumnya, para LGBT memiliki gaya hidup seks bebas dengan banyak orang sehingga kecenderungan terkena virus HIV/ AIDS sangat tinggi.
5. Dampak Pendidikan
Selain berdampak pada kesehatan, LGBT juga mempengaruhi pendidikan seseorang. Sebab faktanya, seorang LGBT memiliki permasalahan putus sekolah 5 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi atau siswa normal.
6. Dampak keamanan
Adanya LGBT ini menyebabkan terjadinya pelecehan seksual terjadi di mana-mana. Bahkan, banyak kasus yang mana pelecehan tersebut terjadi pada anak-anak.
D. CARA MENGATASI PERILAKU LGBT
Karena dampak LGBT sangat mengerikan, sebaiknya ada upaya untuk mencegah timbulnya LGBT. Caranya antara lain sebagai berikut ini:
- Menjaga pergaulan
- Menutup segala celah pornografi misalnya dari gadget. Orang tua harus aktif dalam hal ini.
- Diadakan kajian atau seminar mengenai bahaya LGBT di sekolah-sekolah
- Adanya undang-undang yang melarang adanya LGBT sehingga hal ini tidak menyebar semakin parah.
- Diadakan penyuluhan keagamaan mengenai LGBT yang menyimpang dari aturan agama.
E. KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PERILAKU LGBT
Kementerian Agama (Pemerintah) konsisten menjalankan konstitusi untuk tidak melayani perkawinan sejenis merujuk pada Undang-Undang Perkawinan. Kebijakan ini merupakan sikap tegas pemerintah merespon wacana keberadaan komunitas Lesbian, gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Indonesia yang saat ini terus menggelindingkan isu-isu dan kampanye atas hak-haknya.
Sikap konsisten untuk tidak memberikan pelayanan perkawinan sejenis ini disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat Pertemuan Terbatas membahas keberadaan LGBT di Indonesia dengan Dewan Pertimbangan Presiden yang dipimpin oleh anggota Wantimpres KH. Hasyim Muzadi di Jakarta, Rabu (18/2). Selain Menag, hadir sebagai pemapar Menkes Nila F Moeloek, Pejabat Eselon I dari Kemensos dan Kominfo mewakili menterinya masing-masing, akedemisi Adian Husaini dan Pendakwah Bachtiar Nasir. Ikut mendampingi Menag Stafsus Menag Hadi Rahman.
Selain menolak melayani perkawinan sejenis, kebijakan Kemenag lain yang disampaikan Menag yakni memperkuat benteng keluarga melalui edukasi pranikah dan optimalisasi BP4 (Badan Penasehat, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) dan melakukan sinergi dengan ormas keagamaan memberikan pemahaman yang produktif tentang LGBT. Dikatakan Menag, pertimbangan kebijakan tersebut mengakomodir suara ormas keagamaan penolak LGBT dan menampung suara kelompok lain pendukung LGBT. “Pertimbangan kebijakannya, Kemenag sejauh ini banyak menerima masukan dari ormas keagamaan yang menolak prilaku dan praktek LGBT ini yang apalagi yang dilakukan secara demonstratif, tapi Kemenag juga menerima suara-suara lain dari kelompok-kelompok pendukung LGBT yang umumnya berasal dari kalangan aktivis dan LSM yang mengatasnamakan HAM, juga dari kalangan akademisi dan medis, lalu melakukan kajian tersendiri melalui Balitbang atas persoalan ini,” ujar Menag.
Dan sebagai rencana aksi lanjutan, tandas Menag, pemerintah akan memasukkan materi LGBT dalam pelajaran di lembaga pendidikan Islam, menggalakkan program edukasi dan kursus pranikah serta mempromosikan bahwa pernikahan adalah lembaga sakral yang mewujudkan ketentraman jiwa.
Referensi :
- https://www.kominfo.go.id/content/detail/6856/pemerintah-konsisten-jalankan-kostitusi-tidak-melayani-pernikahan-sejenis/0/rilis_media_gpr
- https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10962/05.3%20bab%203.pdf?sequence=7&isAllowed=y
- https://publika.rmol.id/read/2018/02/06/325739/lgbt-faktor-penyebab-dampak-dan-cara-mengatasinya
- https://covesia.com/lifestyle/52640/faktor-penyebab-seseorang-bisa-menjadi-lgbt