Anies Baswedan Ziarah ke Makam Ayah

Hnews.id | Tak lama usai tugas di balai kota, saya mengkhususkan pulang ke Jogja, ziarah ke makam Ayah, Drs Rasyid Baswedan SU, mengabdi sebagai dosen, pendidik dan pendamping bagi mahasiswanya.

Hal tersebut disampaikan bakal calon Presiden RI, Anies Baswedan melalui akun media sosial Instagram pribadinya, Rabu (16/11/2022).

“Ayah meneladankan kombinasi unik kesabaran, kerahiman dan ketegasan. Pemimpin yang mengajarkan anaknya dengan contoh. Mengantarkan kami berani, mencoba yang baru, tahan bertarung dengan masalah dan stabil dalam kondisi gelombang yang menggoyang keras,” jelas Anies.

Anies mengatakan, Ayah tunjukkan bahwa stabil itu bukan sekadar santun. Santun itu ekspresi kasat mata, stabil itu kematangan dan ketenangan mental. Menurut Anies, orang santun belum tentu stabil, tapi orang stabil hampir pasti dia santun.

Anies menyebut bekal itu bukan untuk saya sendiri. Kami 4 bersaudara, 3 laki-laki dan 1 perempuan (wafat usia 7 tahun). Selisih usia 4 dan 7 tahun. Semua dibekali dengan kebiasaan untuk rapi, tertib dan tuntas.

Bila menengok ke masa itu, tutur Anies, mereka mendidik kami hingga saat SMA di Jogja, kami bertiga terpilih ikut pertukaran pelajar AFS selama 1 th. Saya ke Amerika tahun 1987, adik-adik ke Selandia Baru tahun 1991 dan ke Belgia tahun 1996.

Saat itu, lanjut dia, satu-satunya ortu di Indonesia yang 3 anaknya lulus seleksi. Anies menuturkan, kami dapat bekal pengalaman luar biasa di usia belia. Satu-satunya ortu yang 3 anaknya dipilih jadi Ketua OSIS di SMA masing-masing. Bukan anak yang hebat, tapi ortu yang luar biasa.

“Bersyukur Allah SWT takdirkan kami dilahirkan dan dididik oleh ortu yang luar biasa. Jejak didikan Ayah dan Ibu ada dalam tiap kami sekarang,” ucap Anies.

Menurut Anies, Ayah dikuburkan di pemakaman dalam kampus UII. Ketika Ayah betugas sebagai Pembantu Rektor bidang Keuangan, almarhum ikut kerja ekstra mendapatkan lahan dan fund raising untuk pembangunan kampus terpadu Univ.Islam Indonesia (UII).

Dikatakan Anies, saya masih di SMA dan menyaksikan kerja all out agar UII punya kampus terpadu. Beliau cerita tentang mendapatkan lahan di samping pemakaman lama di desa itu, katanya untuk kompleks pemakaman civitas akademika UII. Lahan itu lalu jadi kuburnya.

Kemudian Anies bercerita, di perjalanan dari bandara ke makam di komplek Kampus UII, teringat masa kecil jalan-jalan sore menyusur Jogja dengan onthelnya. Saat Ayah punya Vespa, Anies berujar, saya menikmati jalan-jalan dengan berdiri di tengah Vespa.

“Suasana penuh kenangan itu terasa hidup tiap keliling Jogja, menjelajahi setiap sudutnya yang romantis dan nostalgis. Buat Abah, Al-Fatihah,” demikian tutup Anies. [ary]

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *