Deteksi Dini Kanker Payudara pada Remaja

Sumber:dinkes.banjarmasinkota.go.id/2022

Hnews.id | Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian pada wanita. Di negara-negara berkembang tentu saja penyakit ini akan menjadi satu beban bagi pelayanan kesehatan dan perekonomian pada saat sekarang maupun yang akan datang. Menurut WHO, sebanyak 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara dalam hidupnya. Banyak pakar onkologi berpendapat bahwa setiap tumor pada payudara dianggap sebagai Karsinoma. Kanker payudara atau carsinoma mammae merupakan perkambangan sel yang tidak diketahui disekitar kelenjar susu, kelenjar ini searah dengan puting payudara dan jaringannya mengelilingi duktur, pembuluh darah dan lobular di payudara. Menurut WHO (Word Health Organization) tahun 2018 angka kejadian kanker payudara adalah 11 juta dan tahun 2030 diperkirakan akan bertambah menjadi 27 juta kematian akibat kanker payudara.

Problem kanker payudara bisa sangat mempengaruhi keadaan perempuan ketika beraktivitas. Pada kanker yang lebih awal masih bisa disembuhkan, namun kejadian dirasakan kanker payudara ini lambat, perempuan di Indonesia baru mengetahui kanker payudara ketika stadium lanjut yang akan menyebabkan insidens, morbiditas sampai angka kematian. Jika keadaan sebelumnya ada beberapa pencegahan yang bisa kita lakukan yakni pencegahan sekunder dan pencegahan primer. Usia perempuan yang mengalami kanker payudara sekarang ini bukan hanya perempuan usia lanjut namun untuk perempuan yang usianya masih belasan tahun, beberapa komponen yang menyebabkan anak usia dini ini yaitu gaya hidup yang tidak sehat, radiasi serta perubahan mood di lingkungan. Penyebab dari kanker ini tidak bisa dijelaskan dengan pasti namun beberapa penjelasan mengambarkan beberapa keterkaitan kejadian kanker payudara ini seperti beberapa komponen lain yaitu menarche >12 tahun, menopause yang lambat, melahirkan di usia lanjut, komponen endokrin yakni melakukan alat kontrasepsi jangka lama, diet kurang sehat, makanan berlemak, minum alkohol serta radiasi. Beberapa yang harus diketahui wanita setiap wanita mempunyai beberpa kemungkinan untuk penderita kanker payudara.

Terlambatnya mengetahui penyakit ini mengakibatkan keadaan tumor akan semakin membesar maka dari itu perlu melakukan deteksi dini atau skrining. Deteksi dini merupakan langkah awal terdepan dan paling penting dalam pencegahan kanker. Deteksi dini diharapkan dapat menekan angka mortalitas dan morbiditas, dan biaya kesehatan akan lebih rendah. Deteksi dini dan skrining menjadi kunci tingkat bertahan hidup yang tinggi pada penderita dan dapat menekan angka kematian. Selain itu, untuk meningkatkan kesembuhan penderita kanker payudara, kuncinya adalah penemuan dini, diagnosis dini, dan terapi dini. Untuk itu, diperlukan diseminasi pengetahuan tentang kanker payudara, dan pendidikan wanita.

Definisi Deteksi Dini Kanker Payudara

Deteksi dini kanker payudara adalah usaha seseorang agar bisa mengetahui penyakit dengan cara pemeriksaan dengan beberapa prosedur yang telah ditentukan agar bisa terlihat jelas apakah seseorang menderita kelainan. Upaya mendeteksi kanker sejak awal ini tujuannya agar bisa mengetahui sejak dini saat seseorang terkena kenker payudara atau tidak, hingga seseorang bisa melakukan usaha agar bisa sembuh, pemeriksaan ini penting dilakukan agar tumor tersebut belum mencapai stadium lanjut dan bisa disembuhkan dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Tujuan melakukan pendeteksian awal ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana stadium kankernya, agar disesuaikan dengan pengobatannya.  Deteksi dini ini dilakukan dengan cara pemeriksaan payudara sendiri menggunakan tangan sendiri agar seseorang dengan mudah melihat dan merasakan sendiri benjolan yang ada dipayudaranya dengan menghadap kecermin dan melakukan perabadaan secara sistematis.

Pengertian Kanker Payudara

Kanker adalah hal yang bisa dijadikan penyebab meninggalnya seseorang dalam berbagai hal dan seluruh orang dipenjuru dunia. Kanker merupakan perkembangan abnormal dari sel yang ada ditubuh manusia dan berkembang menjadi ganas. Sel ini bisa menyebar keseluruh tubuh dan mengakibatkan seseorang meninggal. Sel tubuh ini bisa berkembang dengan cepat dan tidak terdeteksi dengan normal. Kejadian kanker ini tumor bersifat selalu berkembang dan invasive sehingga tubuh seseorang bisa mati. Kanker payudara ini sangat ditakuti seluruh wanita. Kanker payudara ini sangat ganas yang terlahir dari payudara dan berkembang tanpa terkendali dari beberapa organ tubuh lainnya.

Kanker payudara merupakan kejadian penyakit yang diakibatkan karena ada perkembangan yang berlebih dan tidak normal di payudara. Timbulnya sel-sel darah hasil dari perubahan yang tidak normal agar bisa tetap sehat. Dimulai pada sel di lobules, kelenjar yang memproduksi susu atau pada duktus saluran kelenjar susu, saluran yang menghubungkan lobules ke putting susu.

Jenis-jenis Kanker Payudara

Kanker payudara terdapat beberapa jenis, yaitu :

  1. Karsinoma in situ (Lobolar Carcinoma In Situ, LCIS Lobular) berarti kanker yang mulai berada pada tempatnya. Kanker ini belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya. Kata “in situ” merujuk pada kanker yang tidak menyebar dari area dimana kanker mulai. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada didalam kelenjar susu (Lobules).
  2. Karsinoma Duktal (Ductal Carcinoma In Situ, DCIS) berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal (Ductal Carcinoma In Situ, DCIS).
  3. Karsinoma Labular (Infiltrating Lobular Corcinoma, ILC) mulai tumbuh didalam kelenjar susu, biasanya terjadinya setelah menopause. Jenis kanker ini tidak dapat di raba dan tidak terlihat pada saat pemeriksaan mammografi.
  4. Kanker Invasif (Infiltrating Ductal Carcinoma, IDC) adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya. Dapat terlokalisir (terbatas pada bagian payudara saja) maupun bermetastase (menyebar ke seluruh bagian tubuh manusia).

Gejala Kanker Payudara

Seluruh keluhan seseorang biasanya bisa dirasakan ketika seseorang sudah mengalami stadium lanjut, ada  beberapa keluhan, yakni:

  • Benjolan pada payudara
  • Erosi atau eksema
  • Menghasilkan cairan (Nipple Discharge)
  • Perdarahan di puting susu
  • Terdapat rasa nyeri
  • Terjadinya pembengkakan getah bening

Kanker payudara ini bisa diketahui dengan mudah dengan cara operbilitas Heagensen sebagai berikut :

  • Odema di daerah payudara.
  • Nodul di daerah payudara
  • Mastitis karsinimatosa
  • Ada model parasternal
  • Ada nodul supraklavikla
  • Edema di lengan
  • Mentaste jauh
  • Locally adanced

Klasifikasi Kanker Payudara

Stadium

Stadium untuk kanker yakni menjelaskan keadaan kanker, yakni keadaan letak, daerah penyebaran dan keterkaitannya dengan organ yang lainnya dengan menggunakan berbagai kriteria yang menentukan stadium kanker, yaitu:

  1. Tumor (T) diameternya sangat besar dari tumor primer yaitu munculnya bintil-bintil (N) metastasis bintil-bintil getah bening (apakah ia telah menyebar ke kelenjar getah bening). Bintil-bintil tersebut bisa terpindah-pindah maupun bersifat tetap. Apabila bintil-bintil bersifat tetap, maka kemungkinan bahwa perbandingan besar bintil-bintil tersebut diganti dengan tumor
  2. Metastasi (M) metastasi terpencil (apakah ia telah menyebar pada bagian lain didalam tubuh. Karena kanker-kanker yang bersifat tidak menyerang (In Situ) yang menurut pengertiannya tidak menyebar di luar payudara mereka digolongkan sebagai stadium 0. Kanker-kanker yang bersifat menyerang di golongkan dari stadium I-IV.

Grade

Grade dalam kanker payudara adalah untuk mengetahui grade kanker, sampel-sampel hasil biopsy dipelajari di bawah microscope.  Berikut adalah grade dalam kanker payudara :

  1. Grade 1 merupakan titik rendah, selnya menyebar dengan lambat dan bisa jadi tidka menyebar.
  2. Grade 2 merupakan titik yang sedang.
  3. Grade 3 merupakan titik tinggi, berakibat berkembang dengan cepat dan bisa menyebar.

Definisi Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara sendiri adalah pemeriksaan pada payudara sendiri yang dilakukan setiap bulan sesudah haid untuk mendeteksi secara dini adanya benjolan yang mungkin menyebabkan kanker pada payudara. Kanker payudara adalah salah satu kanker sistem reproduksi yang lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan kanker leher rahim. Tanda-tanda awal kanker payudara adalah benjolan kecil bulat yang tidak terasa sakit, setiap benjolan yang ada patut dicurigai. Banyak wanita merasa nyaman memeriksakan payudara setiap tahun kepada dokter untuk mendeteksi benjolan payudara lebih dini, namun hal tersebut tidak efektif dibandingkan dengan memeriksa payudara sendiri setiap bulan sesudah haid untuk mendeteksi secara dini adanya benjolan yang mungkin menyebabkan kanker pada payudara.

Wanita yang memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara bila:

  1. Anggota keluarga tingkat pertama (ibu atau kakak/adik) pernah menderita kanker payudara.
  2. Diri sendiri pernah menderita kanker payudara.
  3. Nullipara (wanita yang tidak pernah hamil atau tidak mempunyai anak).
  4. Usia melebihi 30 tahun pada kehamilan pertama.
  5. Mulai haid pada usia dini (sebelum usia 12 tahun) atau pada menopause terlambat (setelah usia 50 tahun).
  6. Mengalami gangguan haid.
  7. Mengkonsumsi lemak yang berlebihan.
  8. Merokok tembakau.
  9. Tanda-tanda perubahan pada payudara yang perlu di waspadai adalah:
  10. Perubahan besar dan kesimetrisan payudara kanan dan kiri.
  11. Warna kulit payudara berwarna lebih kemerahan dan lebih mengkilat.
  12. Ada luka pada payudara.
  13. Perubahan bentuk putting dan keluarnya cairan dari putting.
  14. Pada perabaan, ada bagian pada payudara yang terasa lebih hangat dibandingkan daerah sekitarnya.

Waktu Pelaksanaan Pemeriksaan Payudara Sendiri

Waktu terbaik untuk memeriksa payudara dalah 7 sampai 10 hari setelah menstruasi selesai. Pada saat itu, payudara terasa lunak. Waktu Pelaksanaan pemeriksaan Payudara Sendiri mengikuti cara yang sama setiap bulan sekitar satu minggu sesudah menstruasi terhitung sejak hari pertama pada waktu payudara dalam keadaan tidak membengkak dan tidak lembut. Sesudah mati haid (menopause), periksa payudara pada hari pertama setiap bulan.

Tujuan Pemeriksaan Payudara Sendiri

Tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui. Kebanyakan kanker payudara ditemukan pertama kali oleh kaum wanita sendiri. Apabila kanker payudara ditemukan secara dini dan diobati secara cepat, harapan sembuh sangat besar. Belajar memeriksa payudara secara benar dapat menyelamatkan hidup wanita. Ada 3 cara menjaga kesehatan pribadi terhadap kanker payudara yaitu:

  1. Pemeriksaan mamografi secara teratur.
  2. Pemeriksaan payudara diklinik secara teratur oleh dokter atau perawat kesehatan profesional.
  3. Pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan.

Langkah-langkah Pemeriksaan Payudara Sendiri

Tata laksana pemeriksaan payudara sendiri mencakup tiga langkah:

  1. Pemeriksaan di kamar mandi
  2. Pemeriksaan di depan cermin
  3. Pemeriksaan dalam posisi berbaring

Pemeriksaan payudara sendiri atau dikenal dengan singkatan SADARI secara singkat terdiri atas 7 langkah, yaitu :

  1. Memperhatikan payudara melalui kaca, sementara kedua lengan lurus ke bawah.
  2. Memperhatikan payudara di depan kaca sementara kedua lengan di angkat lurus keatas sambil memperhatikan apakah ada tarikan pada permukaan kulit.
  3. Memijat daerah sekitar puting dengan perlahan untuk melihat apakah ada cairan abnormal yang keluar.
  4. Berbaring dengan lengan kanan dibawah kepala sementara punggung kanan diganjal dengan bantal kecil, kemudian seluruh permukaan payudara kanan diraba dengan tiga pucuk jari tengah tangan kiri yang dirapatkan.
  5. Ketiga jari digerakkan memutar dengan tekanan lembut tapi mantap dimulai dari pinggir kemudian ke tengah (puting) dan kembali lagi dari pinggir dengan mengikuti putaran jarum jam.
  6. Melakukan hal yang sama untuk payudara kiri.
  7. Memperhatikan secara khusus seperempat bagian payudara sebelah luar atas, baik kanan maupun kiri karena bagian terebut paling sering mengandung tumor.

Cara sederhana untuk menemukan tumor payudara sedini mungkin dengan cara SA-DA-RI, yaitu PerikSA PayuDara SendiRI. Lakukan SADARI sebulan sekali sesudah haid Petunjuk untuk memeriksa payudara sendiri (SADARI). Urutan pemeriksaan SADARI sebagai berikut:

  1. Perhatikan dengan teliti payudara Anda di muka cermin (tanpa berpakaian), dengan kedua lengan lurus ke bawah.
  2. Amati dengan teliti dan perhatikan bila ada benjolan atau perubahan bentuk pada payudara sebab Anda sendirilah yang lebih mengenal tubuh Anda.
  3. Angkat kedua lengan lurus ke atas dan ulangi pemeriksaan seperti di atas.
  4. Kedua siku mengarah ke samping, tekan telapak tangan yang satu pada yang lain secara kuat. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada sehingga perubahan-perubahan seperti cekungan dan benjolan akan lebih terlihat.
  5. Pencet pelan-pelan daerah di sekitar puting kedua payudara dan amati apakah keluar cairan yang tidak normal (tidak biasa).
  6. Berbaring dengan tangan kanan di bawah kepala dan letakkan bantal kecil di bawah punggung kanan. Raba seluruh permukaan payudara kanan dengan tangan kiri sampai ke daerah ketiak. Perhatikan bila ada benjolan yang mencurigakan. Lakukan perabaan yang sama untuk payudara kiri.
  7. Raba payudara dengan tiga ujung jari tengah yang dirapatkan.
  8. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai dari pinggir dengan mengikuti arah putaran jarum jam.
  9. Perhatikan pada bagian-bagian yang diberi warna merah seperti pada gambar di atas karena wilayah tersebut sering ditemukan tumor payudara. Jika melakukan “SADARI” ditemukan benjolan atau perubahan pada payudara (dibandingkan dengan keadaan pada bulan sebelumnya).

Daftar Pustaka

Sarina, Thaha RM, dan Natsir S. 2020. Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara pada Mahasiswi FKM UNHAS. Hasanuddin Journal of Public Health. 1(1): 61-70.

Nasyari M, Husnah, dan Fajriah. 2020. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Tumor Payudara di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal Averrous. 6(1): 29-39.

Kumar Vinod, Samal CK, Yeptho HK, Gupta AK, and Dasgupta R.. 2020. Fibroadenoma in Axillary Tail of Breast. A case Report. Int J Med Rev Case Rep. 4(10): 42-43.

Related posts