Stunting

Sumber:puskesbagansiapiapi.rohilkab.go.id/2023

Hnews.id | Kementerian Kesehatan merilis hasil Survei Status Gizi di Indonesia (SSGI) pada Musyawarah Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1), menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6%. pada tahun 2022. Hasil SSGI digunakan untuk mengukur target stunting di Indonesia. Sebelumnya, SSGI diukur setiap 3 sampai 5 tahun sekali. Mulai 2021, SSGI akan dilakukan setiap tahun, kata menteri kesehatan.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab mengapa tinggi badan anak terhambat sehingga lebih rendah dari anak seusianya. Perawakan pendek sering dianggap bersifat genetik dan tidak terkait dengan masalah kesehatan. Padahal, dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan, faktor genetik memiliki pengaruh yang kecil terhadap status kesehatan seseorang. Biasanya, keterlambatan perkembangan dimulai saat anak masih dalam kandungan dan muncul saat mereka berusia dua tahun. Keterlambatan perkembangan memiliki gejala yang dapat Anda kenali, seperti:

  • Wajah terlihat lebih muda dari anak seusianya
  • Perkembangan fisik dan gigi yang tertunda
  • Konsentrasi dan ingatan yang buruk dalam belajar
  • pubertas lambat
  • Pada usia 8-10 tahun, anak cenderung pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya
  • Apakah kurus untuk usianya

Faktor-faktor yang Menyebabkan Stunting

Mengingat stunting merupakan masalah kesehatan yang cukup serius, maka penting untuk memahami penyebab stunting. Dengan cara ini, Anda dapat mengambil tindakan pencegahan untuk menghindarinya. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu Anda ketahui tentang stunting.

  1. Kurang Gizi dalam Waktu Lama. Tanpa disadari, pada dasarnya penyebab keterlambatan perkembangan bisa terjadi saat anak dalam kandungan. Sebab, di dalam kandungan, anak bisa menderita gizi buruk. Hal ini disebabkan karena ibu tidak mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi seperti protein tinggi sehingga menyebabkan kekurangan gizi bagi bayi. Selain itu, asupan vitamin dan mineral yang kurang oleh ibu juga dapat mempengaruhi status gizi buruk pada janin. Malnutrisi dalam kandungan juga bisa menjadi penyebab terbesar stunting pada anak.
  2. Pola asuh yang tidak efektif, juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan makan anak. Jika orang tua tidak memberikan nutrisi yang baik, anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor seperti kekurangan gizi dan buruknya laktasi ibu pada masa pubertas dan kehamilan juga akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
  3. Akses yang buruk terhadap makanan, dengan nilai gizi tinggi dan pola makan yang tidak seimbang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting. Hal ini dikarenakan ibu belum memahami konsep gizi sebelum, selama dan setelah melahirkan.
  4. Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan. Setelah bayi lahir, baik ibu maupun bayinya harus mendapat perawatan pascapersalinan. Sangat dianjurkan agar bayi meminum ASI secara langsung untuk memperkuat daya tahan tubuhnya. Perawatan pascapersalinan dianggap perlu untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin dialami ibu dan anak setelah melahirkan.
  5. Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu. Pola asuh yang tidak efektif, juga menjadi salah satu penyebab keterlambatan perkembangan pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan makan anak. Jika orang tua tidak memberikan nutrisi yang baik, anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor seperti kekurangan gizi dan buruknya laktasi ibu pada masa pubertas dan kehamilan juga akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
  6. Sakit Infeksi yang Berulang. Penyakit infeksi berulang pada anak disebabkan oleh sistem imun tubuh yang tidak bekerja dengan baik. Ketika sistem kekebalan tubuh anak tidak berfungsi dengan baik, mereka berisiko lebih tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk keterlambatan perkembangan. Karena keterlambatan perkembangan adalah penyakit yang mudah menyerang anak, ada baiknya selalu menjaga kekebalan tubuh anak Anda untuk menghindari infeksi.
  7. Faktor Sanitasi. Sanitasi yang buruk dan akses air bersih yang terbatas meningkatkan risiko stunting pada anak. Jika anak-anak tumbuh dengan sanitasi dan air yang tidak memadai, itu mempengaruhi perkembangan mereka. Akses yang buruk terhadap layanan kesehatan juga menjadi penyebab stunting.

Bagaimana Cara Mencegah Stunting?

Menyadari bahwa stunting merupakan masalah kesehatan berisiko tinggi yang memengaruhi anak-anak hingga dewasa, Anda tentu perlu mengetahui langkah-langkah pencegahannya. Lihat beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan untuk mencegah keterlambatan perkembangan. Tindakan pencegahan ini harus diambil sebelum, selama dan setelah kehamilan.

  1. Pahami Konsep Gizi. Pastikan Anda mendapatkan nutrisi yang cukup setiap hari, terutama selama masa kehamilan. Memahami konsep nutrisi dan menerapkannya dalam pola asuh. 
  2. Pilihan Menu Beragam. Usahakan untuk selalu membekali anak dengan menu makanan yang bervariasi. Jangan lupakan faktor nutrisi dan nutrisi yang mereka butuhkan setiap hari. Ibu juga membutuhkan nutrisi yang baik dan seimbang selama dan setelah hamil agar terhindar dari stunting. 
  3. Pemeriksaan Rutin. Selama kehamilan, ibu perlu melakukan pemeriksaan atau tes rutin untuk memastikan berat badannya sesuai dengan usia kehamilannya. Ibu hamil juga tidak boleh mengalami anemia atau iskemia, karena dapat mempengaruhi janin dalam kandungan. Kontrol tekanan darah dapat dilakukan selama pemeriksaan rutin.
  4. Pentingnya ASI. Air Susu Ibu (ASI) mengandung banyak nutrisi baik yang dapat mendukung pertumbuhan anak. ASI mengandung zat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak sehingga menjaganya dari berbagai gangguan kesehatan, salah satunya adalah stunting.
  5. Konsumsi Asam Folat. Asam folat berperan penting dalam mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Zat ini juga dapat mengurangi risiko gangguan kehamilan hingga 72%. Asupan asam folat juga dapat mencegah kegagalan perkembangan organ bayi selama masa kehamilan.
  6. Tingkatkan Kebersihan. Penyakit infeksi berulang pada anak disebabkan oleh sistem imun tubuh yang tidak bekerja dengan baik. Ketika sistem kekebalan tubuh anak tidak berfungsi dengan baik, risiko berbagai masalah kesehatan lebih tinggi, termasuk keterlambatan perkembangan. Karena keterlambatan perkembangan adalah penyakit yang mudah menyerang anak, ada baiknya selalu menjaga kekebalan tubuh anak Anda untuk menghindari infeksi. 
  7. Faktor Sanitasi. Sanitasi dan akses air bersih adalah faktor yang dapat Anda fokuskan untuk mencegah stunting pada anak. Jaga kebersihan diri dan lingkungan agar bakteri, jamur, kuman dan virus tidak mencemari Anda dan anak. Anda juga dianjurkan untuk selalu memperhatikan kebersihan tubuh dan tangan Anda. Sebab, jika tangan kotor, makanan yang masuk ke dalam tubuh juga bisa tertular kuman sehingga menyebabkan malnutrisi. Dalam jangka panjang, masalah kekurangan gizi kronis ini bisa menyebabkan stunting.

Related posts