Hnews.id | Begadang adalah kegiatan tidur larut malam karena suatu hal. Jika seseorang begadang sesekali mungkin tidak menimbulkan dampak buruk, namun jika seseorang sering begadang, atau bahkan begadang setiap hari, kemungkinan akan menimbulkan hal-hal yang kurang baik bagi kesehatan. Begadang diibaratkan sebagai senjata yang memakan tuannya. Biasanya mahasiswalah yang menyandang gelar “tuannya sendiri”. Orang berpikir bahwa jika Anda tidak begadang, Anda bukan pelajar. Sebagai mahasiswa memang banyak tugas atau kegiatan, terutama tugas yang diberikan oleh dosen dan kegiatan lain di luar jadwal perkuliahan. Itulah dasar bagi sebagian besar siswa begadang secara teratur. Sebenarnya semua itu tergantung dari mahasiswa itu sendiri, ketika menjadi mahasiswa harus bisa mengatur waktu dengan sebaik mungkin. Manajemen waktu memang cukup sulit, tetapi jika Anda mempraktikkannya dan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan, itu akan menjadi lebih mudah.
Begadang dapat menjadi bumerang bagi mahasiswa itu sendiri. Karena menurut beberapa ilmuwan, begadang berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan kesehatan mental, seperti menyebabkan stres, obesitas, sakit kepala berujung kerusakan otak, kemampuan otak melemah, penuaan, kekebalan tubuh menurun, dan begadang bisa menyebabkan kanker hati. Mahasiswa yang sering begadang harus waspada terhadap penyakit-penyakit tersebut. Mahasiswa secara tidak langsung menularkan penyakit tersebut pada diri mereka sendiri. Ironisnya, sementara tidak ada yang mau sakit, mahasiswa sepertinya begadang karena ingin sakit. Begadang akan menyebabkan mahasiswa menjadi terlambat, mata lelah, badan pegal-pegal, ngantuk di kampus karena waktu tidur berkurang, dan badan menjadi tidak aktif atau tidak nyaman.
Tidur merupakan kebutuhan dan sinyal bagi tubuh bahwa ia membutuhkan waktu untuk istirahat. Selama tidur, organ Anda secara alami meregenerasi sel dan tubuh Anda secara aktif memproduksi hormon kortisol, yang berfungsi membuat Anda bangun dengan perasaan segar atau lelah. Berikut rincian efek begadang:
- Menyebabkan obesitas atau diabetes. Kebiasaan begadang dapat memicu produksi hormon penekan nafsu makan leptin. Saat kurang tidur, produksi hormon leptin menurun, yang menyebabkan nafsu makan meningkat, seringkali pada larut malam saat orang cenderung memilih untuk ngemil. Makanan ringan mengandung glukosa, lemak, dan karbohidrat yang tinggi, sehingga dapat memicu lonjakan kadar gula darah yang dapat berujung pada obesitas atau diabetes.
- Sistem kekebalan tubuh melemah. Tidur larut malam atau begadang akan mempengaruhi kerusakan sel darah putih. Akibatnya, daya tahan tubuh menjadi lemah dan rentan terhadap berbagai penyakit.
- Cedera otak sakit kepala. Jika Anda begadang hingga larut malam dan bangun dengan perasaan berat keesokan harinya, itu pertanda gegar otak sedang menyerang otak kecil. Jika Anda terbiasa begadang dalam waktu lama, maka akan menyebabkan kerusakan otak.
- Membuat stres. Penelitian dari University of Pennsylvania telah membuktikan bahwa tidur kurang dari lima jam seminggu selama seminggu dapat menyebabkan stres, kemarahan, kesedihan, dan depresi.
- Penurunan kapasitas otak. Profesor Juergen Zulley dari Rumah Sakit Universitas Regensburg di Bavaria, Jerman, mengatakan bahwa saat tidur otak kita mengalami regenerasi sel sehingga saat bangun bekerja dengan sempurna. Jika kita kurang tidur, sel-sel otak memiliki waktu yang lebih sedikit untuk beregenerasi, sehingga otak tidak berfungsi secara optimal dan daya ingat kita menurun atau menyebabkan penuaan.
- Menyebabkan kerusakan hati. Begadang dapat menyebabkan kerusakan hati Menurut seorang dokter penelitian di Rumah Sakit Taili, tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab utama kerusakan hati. Profesor Christian Benedict dari Universitas Uppsala mengatakan bahwa selama tidur, otak membersihkan diri dari racun. Namun bagi mereka yang begadang, bisa jadi sulit bagi otak untuk membersihkan dirinya sendiri. Karena itu, kadar zat NSE (neuron-specific enolase) dan S-100B (S100 calcium binding protein B) meningkat di dalam darah. Kedua zat ini pada dasarnya tidak beracun. Keduanya adalah protein yang ditemukan dalam sel-sel sistem saraf pusat. Kedua zat ini banyak ditemukan pada mereka yang mengalami kerusakan saraf kranial akibat cedera kepala. Jaringan otak menghilang karena peningkatan kadar kedua zat ini di otak. Namun, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep ini membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Oleh karena itu, mahasiswa harus menghilangkan kebiasaan begadang karena dapat menimbulkan akibat yang berbahaya. Mahasiswa menjadi sasaran penyakit-penyakit yang telah disebutkan diatas, dan sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa perlu memiliki jiwa yang sehat, kuat, ber-IQ tinggi, dan berwawasan spiritual yang luhur. Apa jadinya negeri ini jika jiwa mahasiswa dilemahkan oleh berbagai penyakit. Jadi, mahasiswa harus berpikir lebih logis terhadap dirinya sendiri terlebih dahulu untuk menghilangkan kebiasaan begadang agar mampu menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa kuat.