Hnews.id | Hives atau gatal-gatal adalah gangguan kulit yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada kulit dengan berbagai ukuran disertai bintik-bintik merah. Penyakit ini biasanya menyebabkan gatal atau perih hingga demam. Ruam urtikaria dapat menghilang dengan cepat dan bertahap dalam 1 hingga 24 jam (Baco et al., 2021). Prevalensi urtikaria berkisar antara 15% hingga 20%, dan pada urtikaria kronis mencapai 25% (Brahmati et al., 2017).
Urtikaria dapat dibagi menjadi tipe akut dan kronis. Urtikaria kronis dipahami sebagai ruam berulang yang terjadi hampir setiap hari dan berlangsung lebih dari 6 minggu. Urtikaria kronis ini dapat dibagi lagi menjadi dua subtipe, urtikaria idiopatik kronis (urtikaria spontan) dan urtikaria yang diinduksi kronis (Hon et al, 2019; Zuberbier, 2022).
Terjadinya urtikaria kronis yang diinduksi dapat disebabkan oleh kontak fisik, stres atau konsumsi obat antiradang. Paparan fisik mungkin termasuk panas, dingin, kelembaban ekstrim, air, keringat berlebih, sinar matahari dan debu. Namun, pada urtikaria idiopatik kronis, tidak memerlukan rangsangan dari lingkungan atau rangsangan stres, tetapi terjadi secara spontan. Tidak jarang kedua subtipe urtikaria kronis terjadi pada pasien yang sama. Urtikaria kronis juga dapat menjadi manifestasi penyakit autoimun atau autoinflamasi (Maurer et al., 2018). Sedangkan urtikaria akut sering disebabkan oleh konsumsi makanan tertentu, vitamin dan obat-obatan, alergi dan infeksi (Debora, 2020).
Diagnosis urtikaria ditegakkan secara klinis dengan anamnesis (medical history), observasi fisik, dan pemeriksaan medis lainnya yang membantu menentukan adanya lesi dan penyebab kejadian tersebut. Beberapa faktor yang teridentifikasi meliputi kapan dan di mana penyakit pertama kali muncul, tingkat keparahannya, gejala yang muncul, dan kondisi lingkungan sekitar. Riwayat penyakit meliputi penggunaan dan dosis obat, alergi, perjalanan, genetika, perilaku seksual, penggunaan obat-obatan terlarang untuk melihat penyebab penyakit yang mendasari (Schaefer, 2017; Agung et al., 2020).
Pengobatan bisul adalah dengan mengompres dingin untuk meredakan nyeri. Dalam beberapa kasus, penyakit ini hilang tanpa pengobatan. Namun, ada beberapa obat yang cukup efektif untuk digunakan yaitu antihistamin. Obat ini dapat mengurangi gejala dan reaksi alergi (gatal-gatal). Beberapa obat lain yang dapat digunakan adalah steroid, yang mengurangi peradangan dengan merangsang hormon untuk memperbaiki jaringan (Kayiran dan Akdeniz, 2019; Baco et al., 2021).
Referensi:
Agung, M.W., Nurdin, D. and Sabir, M. (2020) ‘Urtikaria Pada Perempuan Usia 39 Tahun : Laporan Kasus’, Jurnal Medical Profession (MedPro), 2(2), pp. 102–106. Available at: https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/358/201.
Baco, S., Rosmiati and Maulana, M.I. (2021) ‘Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Saluran Pencernaan Pada Manusia Dengan Metode Cased Based Reasoning’, PATRIA ARTHA Technological Journal, 5(2), pp. 98–104. Available at: https://rcf-indonesia.org/jurnal/index.php/jsit.
Brahmanti, H., Rofiq, A. and Cholis, M. (2017) ‘Hubungan Antara Kadar Hormon Dehydroepiandrosterone Sulfate (Dheas) Serum Dengan Aktivitas Penyakit Urtikaria Kronis Pada Perempuan Serum Level of Dehydroepiandrosterone Sulfate (Dheas) and the Relationship With Chronic Urticarial in Women’, Majalah Kesehatan, 4(4), pp. 154–165. Available at: https://majalahfk.ub.ac.id/index.php/mkfkub/article/view/148/122.
Debora, V. and Zuraida, R. (2021) ‘Holistic Management Of Adolescent Boys with Chronic Urticaria Without Angioedema et causa Physical Stimulation’, Medical Profession Journal of Lampung, 9(4 SE-), pp. 727–735. Available at: https://doi.org/10.53089/medula.v9i4.241.
Hon, K.L. et al. (2019) ‘Chronic Urticaria: An Overview of Treatment and Recent Patents’, Recent Patents on Inflammation & Allergy Drug Discovery, 13(1), pp. 27–37. Available at: https://doi.org/10.2174/1872213×13666190328164931.
Kayıiran, M.A. and Akdeniz, N. (2019) ‘Diagnosis and Treatment of Urticaria in Primary Care’, Northern Clinics of Istanbul, 6(1), pp. 93–99. Available at: https://doi.org/10.14744/nci.2018.75010.
Maurer, M. et al. (2018) ‘Chronic urticaria – What does the new guideline tell us?’, JDDG: Journal der Deutschen Dermatologischen Gesellschaft, 16(5), pp. 584–593. Available at: https://doi.org/https://doi.org/10.1111/ddg.13531.
Schaefer, P. (2017) ‘Acute and Chronic Urticaria: Evaluation and Treatment’, Am Fam Physician, 95(11), pp. 717–724. Available at: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28671445/.
Zuberbier, T., Bernstein, J.A. and Maurer, M. (2022) ‘Chronic spontaneous urticaria guidelines: What is new?’, Journal of Allergy and Clinical Immunology, 150(6), pp. 1249–1255. Available at: https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jaci.2022.10.004.