Tuberkulosis, Permasalahan dan Isu Kesehatan Global

Sumber:rsroyalsurabaya.com/2023

Hnews.id | Penyakit paling umum yang menjadi perhatian kesehatan global saat ini adalah tuberkulosis (TB), dan meningitis dikenal luas di seluruh dunia. Keparahan penyakit akibat M. tuberculosis memang semakin meningkat.  Pada tahun 2009, tuberkulosis membunuh 600.000 orang, tetapi dilaporkan 9,4 juta kasus baru, 3,3 juta di antaranya pada wanita. Menurut statistik (15-55 tahun) (Who, 2022), penduduk dunia telah terkena tuberkulosis dan sebagian besar yang terkena dampak adalah orang-orang produktif.

Tuberkulosis terus digolongkan sebagai meningitis yang paling menyusahkan di dunia. Setiap hari lebih dari 4100 orang menjalani kehidupan yang berhubungan dengan tuberkulosis dan sekitar 28.000 orang jatuh sakit karena penyakit yang dapat didiagnosis dan diobati dengan cara ini. Sejak tahun 2000, sekitar US$ 66 juta telah dimobilisasi untuk perang global melawan tuberkulosis. Namun, pandemi COVID-19 mulai menganalisis tujuan jangka panjang yang ditetapkan dalam konteks tuberkulosis. Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri psittaciform yang paling umum, Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis dapat bermanifestasi dan berkembang (WHO, nd).

Ketika seseorang memiliki penyakit TBC aktif, gejala (seperti batuk, demam, keringat pagi, atau penurunan berat badan) mungkin ringan. Ini dapat menyebabkan mencari bantuan dan menyebarkan infeksi ke orang yang tidak terkait. Seseorang dengan penyakit TBC aktif memiliki risiko satu tahun menularkan 5-15 orang yang tidak terkena melalui kontak dekat. Tanpa pengobatan yang tepat, sekitar 45% pasien TB HIV-negatif dan hampir semua pasien HIV-positif dan TB akan meninggal.

World Health Organization (WHO) telah mempublikasikan informasi tuberkulosis (TB) di seluruh dunia untuk tahun 2021, termasuk informasi prevalensi tuberkulosis di Indonesia, dalam dokumen berjudul “Global tuberculosis report 2022”.  Kemajuan telah dibuat untuk mencapai penyembuhan TBD, khususnya dalam penilaian dan diagnosis kasus. Kemajuan yang dibuat pada tahun-tahun sebelumnya terus berlanjut dan bahkan mungkin terhenti pada tahun 2019. Sasaran pencapaian bebas TB saat ini berada di luar jalur atau ‘keluar jalur’ dari target yang telah dirintis.

Siapa saja dapat mengalami TB; dari 10,6 juta kasus pada tahun 2021, 6 juta akan dikaitkan dengan wanita berusia 20-an, diikuti 3,4 juta pada usia 30-an dan sekitar 1,2 juta pada anak-anak. Tuberkulosis juga tinggi secara keseluruhan, dengan sedikitnya 1,6 juta kematian akibat penyakit ini, meningkat dari sekitar 1,3 juta tahun lalu. Selain itu, sekitar 187.000 orang meninggal akibat tuberkulosis dan HIV (Ripai, 2022).

Di Indonesia diperkirakan terdapat 969.000 kasus TB (1 orang setiap 33 detik). Angka itu turun 17 persen atau sekitar 824.000 kasus dari tahun 2020. Di Indonesia terdapat 354 kasus tuberkulosis per 100.000 penduduk, yang berarti 354 orang per 100.000 penduduk Indonesia menderita tuberkulosis.

Menurut Laporan Tuberkulosis Global WHO 2021, india memiliki prevalensi tuberkulosis (TB) tertinggi ketiga setelah India dan China, dengan lebih dari satu juta kasus. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara terakhir di dunia yang melaporkan 2/3 kasus TB. Pada tahun 2020 diperkirakan 824.000 sakit dan 93.000 luka-luka. Diperkirakan akan ada sekitar 384.025 kasus baru pada tahun 2020, terhitung sekitar 47%. Tingkat deteksi 178.024 lebih sedikit dibandingkan tahun 2019 karena dampak pandemi COVID-19. Situasi saat ini merupakan hambatan utama untuk mencapai tujuan tahun 2030 untuk memberantas TB. Angka kesembuhan TB saat ini di bawah target 82%, di bawah target global 90% untuk indikator ini (Admin, 2022).

Agar suatu negara mencapai kemakmuran dan kesetaraan, pemberantasan tuberkulosis merupakan tujuan terpenting di antara Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Tujuan ini harus dilaksanakan bersamaan dengan tujuan lain di negara lain. Tuberkulosis sama pentingnya dengan meningitis. Globalisasi transportasi dan migrasi antar negara membuat tuberkulosis menjadi masalah yang serius. Pengobatan tuberkulosis tidaklah sulit dan mahal. TBC yang tidak diobati dengan baik menyebabkan resistensi obat TBC mudah menyebar, yaitu melalui udara, berpotensi di lingkungan rumah, tempat kerja, sekolah dan tempat lain yang sering terjadi.

Sebagai bagian dari upaya pencapaian universal health coverage (kesehatan untuk semua), keberhasilan eliminasi TB bergantung pada kontribusi lintas sektoral dan kerjasama yang berkesinambungan dari berbagai pemangku kepentingan dan sektor masyarakat. Setiap sektor memiliki kebutuhan yang mendesak, dan setiap orang harus bekerja untuk mencapai tujuan mengakhiri TB pada tahun 2030.

Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Pengendalian TBC masih berlaku.  Terbitnya Perpres No. 67 Tahun 2021 mengingatkan kita untuk melihat kembali komitmen bersama, pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, pemerintah desa dan pemangku kepentingan kementerian lainnya dalam pelaksanaan penanggulangan TBC. Akhirnya, selama KTT TB 2021.

Sebagai sarana utama pelaksanaan Stranas tertuang dalam Perpres No. 67 Tahun 2021, yang meliputi peningkatan pembiayaan kepada individu, masyarakat, organisasi dan sektor lainnya.  Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) pada 24 Maret 2022 akan menjadi waktu yang ideal untuk mengatasi ketimpangan multisektoral. Hari ini dicatat oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai penemuan pertama Robert Koch dari bakteri tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Tujuan HTBS adalah untuk meningkatkan bisnis dengan memberikan informasi yang akurat tentang TB dan mendorong partisipasi aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan TB.

Daftar Referensi

Admin. (2022, March 23). Investasi Untuk Elimiasi TBC, Selamatkan Bangsa. DINAS KESEHATAN PROVINSI NTB. https://dinkes.ntbprov.go.id/artikel/investai-untuk-elimiasi-tbc-selamatkan-bangsa/

Kemenkes. (2022, June 9). HWG G20 Kedua Bahas Rancangan Ketahanan Sistem Kesehatan Global dan One Health Sebagai Pencegahan Outbreak di Masa Mendatang – P2P Kemenkes RI. http://p2p.kemkes.go.id/hwg-g20-kedua-bahas-rancangan-ketahanan-sistem-kesehatan-global-dan-one-health-sebagai-pencegahan-outbreak-di-masa-mendatang/

Ripai, M. (2022, November 30). Laporan Kasus Tuberkulosis (TBC) Global dan Indonesia 2022. Yayasan KNCV Indonesia. https://yki4tbc.org/laporan-kasus-tbc-global-dan-indonesia-2022/

wahono. (2020, April 19). Pandemi Covid-19 dan Isu Kesehatan Global. Doktor Politik Islam. https://s3pi.umy.ac.id/pandemi-covid-19-dan-isu-kesehatan-global/

WHO. (n.d.). TB day 2022. Retrieved March 28, 2023, from https://www.who.int/indonesia/news/campaign/tb-day-2022

Who. (2022). Fact sheets. https://www.who.int/indonesia/news/campaign/tb-day-2022/fact-sheets

Related posts