Mengenal HIV dan AIDS

Sumber:rsudarifinachmad.riau.go.id/2023

Hnews.id | HIV, virus yang menyebabkan AIDS, adalah salah satu masalah dan tantangan kesehatan paling serius di dunia. Penyakit HIV sejauh ini telah merenggut 48,6 juta jiwa. Menurut WHO, diperkirakan 39 juta orang telah meninggal sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981. Pada akhir tahun 2021 diperkirakan ada 43,8 juta orang yang hidup dengan HIV. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2019 terdapat kasus infeksi HIV baru dengan jumlah 49.000-50.000 orang.

HIV/AIDS di Indonesia telah berlangsung sejak tahun 1987 dan Indonesia termasuk epidemi terkonsentrasi rendah. Namun, kasus HIV di Indonesia kini tumbuh paling cepat di Asia. Epidemi ini telah menyebar ke seluruh Indonesia dan dilaporkan dari 34 provinsi dan 308 dari 504 kabupaten/kota.

HIV dan AIDS

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang merusak dan menghancurkan fungsi sel kekebalan dan melemahkan pertahanan seseorang terhadap infeksi dan beberapa jenis kanker. Individu yang terinfeksi secara bertahap menjadi imunodefisiensi. Penyakit ini tumbuh dengan signifikan ketika masyarakat masih memiliki pemahaman yang terbatas tentang HIV/AIDS.

Tahap paling lanjut dari infeksi HIV adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Penyakit ini dapat tumbuh dalam waktu bertahun-tahun atau bahkan hanya dalam beberapa bulan, tergantung pada individu. Maka, jika seseorang sudah merasakan gejala dari penyakit ini lebih baik segera diobati untuk mengetahui bagaimana pengobatannya.

Pada infeksi awal, seseorang mungkin akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, diare, serta penurunan berat badan. Penyakit ini akan terus menyerang sistem kekebalan, mereka dapat mengembangkan tanda dan gejala lain, yang menyebabkan munculnya penyakit serius seperti Tuberkulosis (TBC). Serta pada tahap ini seseorang harus waspada karena akan sangat tinggi risiko penularannya.

Tahap kedua. Tahap ini biasanya disebut infeksi HIV kronis tanpa gejala. Tanpa ART, infeksi HIV kronis biasanya berkembang menjadi AIDS dalam 10 tahun atau bahkan bisa berkembang lebih cepat dari perkiraan. Seseorang yang memakai ART persis seperti yang diresepkan dan mempertahankan viral load masih memiliki kemungkinan risiko penularan HIV ke pasangan HIV-negatif.

Tahap akhir.  Tahap akhir adalah tahap infeksi HIV yang paling parah. Karena HIV telah merusak sistem kekebalan tubuh secara parah, tubuh sudah tidak bisa melawan infeksi. Dalam tahap ini dapat menularkan HIV kepada orang lain dengan sangat mudah. Orang dengan HIV didiagnosis dengan AIDS jika jumlah CD4 mereka kurang dari 200 sel/mm3.

Penularan HIV/AIDS dapat ditularkan melalui, antara lain:

  1. Darah
  2. Air Susu Ibu yang mengidap penyakit HIV
  3. Air mani dan cairan vagina

Faktor risiko tertular nya HIV meliputi:

  • Sering berganti pasangan seks dan juga berhubungan seks tanpa pengaman
  • Berbagi jarum suntik dengan orang yang terkontaminasi
  • Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah dan transplantasi jaringan tanpa tau siapa pendonornya.
  • Melalui ASI dari orang yang terinfeksi sehingga dapat menularkan kepada bayi.

Setelah mengetahui faktor risiko tertularnya HIV, kita harus melakukan pencegahan agar penyakit ini tidak semakin meningkat. Berikut pencegahannya antara lain,

  • Penggunaan kondom untuk pria dan wanita.
  • Pencegahan dengan konseling mengenai penyakit HIV.
  • Selalu mengganti jarum suntik  setelah digunakan orang lain
  • Pengurangan dampak buruk bagi pengguna narkoba suntik.
  • Eliminasi penularan HIV dari ibu ke anak.

Related posts